Chereads / Menikahi Kakak Ipar / Chapter 10 - Menikah

Chapter 10 - Menikah

Kemudian ia pergi meninggalkan Gideon, yang tengah makan dengan lahapnya. Setelah selesai makan, Gideon pun kembali ke kamarnya. Saat melewati kamar Valencia, ia pun menghentikan langkah kakinya, kemudian membuka pintu kamar tersebut untuk melihat Valen.

Di ranjang itu, terlihat Valen yang sedang tertidur dengan pulasnya. Mata yang sembab, wajah yang pucat. Sepertinya ia habis menangis seharian ini. Gideon pun menghampirinya, ia berjongkok sambil mandang wajah Valen yang tengah tertidur itu.

"Kamu sangat keras kepala, kak!" Ucapnya, kemudian ia membenarkan anak rambut yang memenuhi raut wajah Valen dan menyelipkannya ke daun telinganya. Lalu ia menyelimuti tubuh mungilnya yang semakin kurus itu, kemudian keluar dari kamar tersebut. Ia pun kembali ke kamarnya, untuk beristirahat.

Keesokan harinya.. keluarga sudah siap untuk mengantarkan Gideon dan Valen ke gereja. Sesuai kesepakatan, mereka akan menikah pada hari ini. Michael dan Margareth pun nampak sangat senang.

Sementara Valen, dia tengah di rias di kamarnya oleh seorang MUA suruhan Gideon. Matanya masih terlihat agak sembab, namun tak mengurangi kecantikannya.

"Mommy!.." Sapa Tristan sambil memeluk Valen.

"Sayang, kamu sudah tampan sekali.." Ucap Valen, sambil mencium pipi gembul anaknya.

"Aku belsiap sendili loh! Cuma tadi Dady yang bantu aku sedikit, memakaikan dasi. Soalnya aku gak bisa!" Kata Tristan dengan polosnya.

"Dady?.." Tanya Valen.

"Iya! Dady Gi.." kata Tristan.

"Oh.. hahaha. Iya, Mama lupa!" Kata Valen sambil terkekeh.

"Hmm.. mama kamu memang pelupa akut!" Kata Gideon, yang tiba-tiba saja datang.

Valen pun langsung terdiam, sambil menatap Gideon. Gideon pun menatap ke arah Valen sambil tersenyum, kemudian memegang bahunya. "Apakah semuanya sudah selesai?" Tanya Gideon.

Valen pun mengangguk, "Sudah!" Ucapnya, sambil menatap bayangan Gideon di pantulan cermin.

Gideon pun menatapnya juga dari pantulan cermin, "Kakak cantik sekali!" Ucapnya sambil menatap Valen.

Valen pun terkekeh, "Kamu sedang merayuku, Gi?" Tanya Valen sambil terkekeh.

Gideon pun tersenyum, sambil menatapnya.

"Gi, Valen,.. kalian sudah siap berangkat?" Tanya Margareth yang tiba-tiba saja datang menghampiri Valen dan Gideon.

Gideon dan Valen pun mengangguk. Kemudian mereka semua pun berangkat ke Gereja untuk melaksanakan upacara pernikahan.

Acara pernikahannya hanya di adakan sederhana saja! Bahkan yang datang pun hanya keluarga dan kerabat terdekat saja!

Satu jam kemudian, mereka semua pun sampai di Gereja. Sesampainya disana, acara pun langsung dimulai.

Valen datang dari sebuah pintu bersama dengan Michael yang menggandeng tangannya. Sementara Gideon, dia menunggu di depan bersama dengan Pendeta.

Valen dan Michael pun berjalan ke arah Gideon dan Pendeta tersebut yang sudah menunggu kedatangan mereka.

Sesampainya di depan, Michael memberikan tangan Valen, kepada Gideon. Gideon pun bergegas mengulurkan tangannya untuk meraihnya.

Kemudian ia menggandeng tangan Alice dan membawanya ke depan Pendeta tersebut.

"Apakah kalian sudah siap?" Tanya Pendeta tersebut.

Valen dan Gideon pun mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, acara pemberkatan akan segera di mulai." Kata Pendeta tersebut.

Valen dan Gideon hanya menganggukkan kepala mereka.

"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya!" Kata Pendeta tersebut.

Valen dan Gideon pun mengangguk.

"Gideon Adhitama, maukah saudara menikah dengan Valencia Nathania yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?" Tanya Pendeta.

Gideon pun menatap Valen, "Ya, saya bersedia." Kata Gideon.

"Valencia Nathania, maukah saudara menikah dengan Gideon Adhitama, yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?" Tanya Pendeta.

Valen pun terdiam sejenak, kemudian ia menatap Gideon lalu menoleh ke arah Michael dan Margareth yang sedang menatapnya dengan penuh harap. Valen pun mengangguk, "Ya, saya bersedia." Ucapnya.

Semua orang pun tersenyum senang menatap ke arah mereka berdua.

"Kalau begitu, silahkan saling mengucapkan janji pernikahan!" Kata Pendeta tersebut.

Valen dan Gideon pun mengangguk,

"Di hadapan Imam dan para saksi, Saya.. Gideon Adhitama, mengambil engkau Valencia Nathania menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." kata Gideon sambil menatap wajah Valencia.

Valencia hanya terdiam menatap ke arah Gideon,

"Kak, giliran mu!" Ucap Gideon.

Valen pun tersadar dari lamunannya, iapun mengangguk.

"Di hadapan Imam dan para saksi, Saya.. Valencia Nathania, mengambil engkau Gideon Adhitama menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya, Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." kata Valencia sambil meneteskan air matanya.

Ia kembali teringat 4 tahun yang lalu, dimana dia dan Ervinas mengucapkan Janji pernikahan dengan begitu bahagianya. Iapun meneteskan air matanya.

"Baiklah, acara pengucapan janji pernikahan telah di ucapkan. Sekarang waktunya untuk menyematkan cincin sebagai simbol ikatan di antara kalian. Silahkan!" Ucap Pendeta tersebut.

Kemudian Gideon mengambil salah satu cincin yang berada di kotak perhiasan tersebut.blalu meraih tangan Valen.

"Valencia Nathania, cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaanku." kata Gideon sambil menatap wajah Valen.

Valen pun tersenyum, kemudian mengulurkan jari tangannya kepada Gideon.

Gideon pun menyematkan cincin tersebut ke jari manisnya Valen.

Setelah itu, Valen mengambil cincin satunya, lalu menyematkannya di jari manisnya Gideon.

Kemudian, dilanjutkan dengan pemberkatan pernikahan. Valen dan Gideon berlutut, orang-orang pun berdiri. Karena Pendeta akan melakukan pemberkatan terhadap Valen dan Gideon.

"Hiduplah menurut janji kalian, hayatilah tugas dan tanggung jawab kalian dan terimalah berkat Tuhan"

"Allah, Bapa Tuhan Yesus Kristus yang telah memanggil dan mempersatukan kalian dalam perkawinan ini, akan memberkati kalian dan memenuhi rumah tangga kalian dengan kasih karunia Roh Kudus; supaya dalam iman, pengharapan dan kasih, kamu hidup suci dan bahagia selama-Iamanya." kata Pendeta tersebut.

"Selamat! Mulai sekarang, kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri!" Kata Pendeta tersebut kepada Valen dan Gideon.

Valen dan Gideon pun mengangguk.

"Silahkan berciuman!" Kata Pendeta tersebut.

Valen dan Gideon pun mendadak terbatuk, Gideon pun menatap Valen sambil menganggukkan kepalanya memberikan kode kepada Valen. Valen hanya terdiam menata Gideon, kemudian mengangguk sedikit.

Gideon pun mendekat, kemudian meraih wajahnya Valen lalu memiringkan kepalanya ke arah wajahnya Valen. Perlahan bibirnya pun menempel di bibir mungilnya Valen. Gideon menghisap bibir Valen dengan sangat lembut.

"Gideon!!.." Teriak Vero yang tiba-tiba saja datang dari arah luar gereja. Kemudian berjalan menghampiri Valen dan Gideon sambil.

Gideon pun mengepalkan tangannya, ia terlihat sangat kesal dengan kedatangan Vero yang tiba-tiba tersebut.

Iapun bergegas berjalan menghampirinya, kemudian menarik tangannya dan membawanya keluar.