Obrolan terus berlanjut di antara mereka berdua, menurut Tatjana, Vino begitu asik untuk diajak curhat ataupun berbagi pikiran. Pria itu terbuka akan semua pendapat dan kadang memberikan saran bijak seperti lelaki dewasa yang sudah berpengalaman. Mungkin karena Vino telah melihat dunia lebih luas dibandingkan dengannya, Tatjana merasa Vino begitu tertekan dengan beban di pundaknya. Terlihat dari caranya menatap.
"Kenapa kakak masih berharap kalau ada satu persen kebaikan di hati papi kakak setelah melihat semua keburukannya?"
Pertanyaan Vino sukses membuat Tatjana tersenyum miris. Ya, kadang Tatjana juga bingung pada dirinya sendiri. Kenapa dia begitu frustasinya untuk menarik Gunawan lagi ke jalan yang benar. "Mungkin karena dia adalah bokap aku?"
Kemudian Tatjana terkekeh geli sendiri dengan ucapannya, dia menggelengkan kepalanya kecil. "Ya, itu alasannya. Karena dia papiku yang berbuat dosa kepada mami, aku mau papi merasakan apa yang mami rasakan selama ini."