Tatjana menatap Rara terkejut. "Ra, lo kok nyerahin semua masalah ke gue, sih?!" tanyanya mendramatisir keadaan menatap wanita itu. Dia beralih ke arah ayahnya. "Pi, buat apa Ana ngelakuin itu? Buat apa nyuri file Papi?"
Rara menyentuh lengan Gunawan. "Jangan percaya, Dad! D-dia yang nyuruh aku! TATJANA! Lo yang nyuruh gue kan?!"
"Rara, tega banget sih lo fitnah gue begini? Salah apa gue sama lo? Selama beberapa hari ini, gue sengaja deketin lo karena kasihan sebab kedatangan Amanda ngebuat Papi ninggalin lo. Tapi, lo udah berani ngedorong gue ke lubang neraka atas kelakuan lo sendiri?" Tatjana berteriak histeris, matanya berkaca-kaca menatap Rara yang emosi menatapnya.
Tatjana berjalan mendekati Gunawan, dia menyatukan kedua tangannya memohon kepada ayahnya itu. "Papi, Ana gak punya harta apapun selain dari papi dan gaji Ana sendiri. Buat apa Ana melaporkan keburukan perusahaan agar bisa diadili dan jadi bangkrut? Ana rugi besar, gak ada harta melimpah lagi!"
