"Saya akan siapkan rumah dan segala kebutuhanmu. Saat pulang nanti, asisten saya yang akan mengantar. Jangan macam-macam dan hidup dengan tenang di sini, Amanda." Gunawan memperingatinya saat dia tengah memakai pakaiannya lagi.
Amanda menatapnya sayu, tangannya meremas selimut di depan dada untuk menutupi tubuh telanjangnya. "Aku mau minta sesuatu," ucapnya saat Gunawan ingin membuka pintu.
Pria itu menoleh, menatapnya penuh tanya tanpa suara.
"A-aku mau suatu kesibukan. Berikan aku satu bisnis." Dia berusaha agar mimik wajahnya tidak terintimidasi. "Aku udah tinggal sendiri, pasti sangat sepi dan berakhir merecoki kamu. Please?"
"Kamu?" tanya Gunawan sinis dan tajam. Dia tak suka panggilan yang disematkan Amanda.
"Kenapa? Kamu kan ayah dari calon anak kita."
Gunawan menatapnya mesum. "Apakah satu ronde lagi membuatmu paham apa yang seharusnya menjadi panggilan, hm?"