"Apa aku dibutuhkan?" lirih Vilz,
Beberapa saat kemudian kedua orang itu segera sadar akan kehadiran Vilz dan tetap diam.
"Hei apakah kalian baik-baik saja?, hehehe maaf aku telat datang!"
Vilz berjalan kearah mereka dengan basa-basi berharap jika dirinya masih dianggap orang yang peduli terhadap masalah orang lain.
"Bahkan jika tidak ada dirimu aku masih bisa mengatasi mereka!"
"Kau jahat sekali ya!, dan lagian mereka itu sudah kau kalahkan bukan?, kenapa kau sensitif!"
Pria tampan tersebut mengkerutkan kening, aura pembunuh mulai terasa dan Vilz mengetahui sesuatu.
"Hei muka kucing!, sepertinya kau tidak mau aku disini ya!" kata Vilz,
Swosh !
Angin berhembus kencang dari arah belakang Vilz dan dia melihat perempuan yang lemah tadi mengeluarkan sihir angin.
"Ah ini kesialanku!" kata Vilz menghindar dan mengamati,
Kedua orang itu segera bertarung melupakan Vilz yang tadi sempat mengganggu urusan mereka.
"Nona kenapa kau menyerangku?" kata pria tampan tersebut,
"Kenapa?, siapa yang tidak tau mengenai Luke Harmer tuan muda yang menyelamatkan wanita muda dimalam hari dan melecehkannya!"
"Hoh jadi kau tahu!, maka matilah dasar anjing pasukan Cornelius!"
Sebuah cahaya tombak muncul dibelakang Luke dan melaju kearah perempuan tadi secara membabi-buta, begitu juga wanita itu dia mengeluarkan pelindung sihir.
"Wah... wah ini menarik loh!" kata Vilz masih dia dan tersenyum masam.
Pertarungan kedua orang didepannya saat ini tidak bisa dia masuki begitu saja, karena jika dia ikut campur kematian menantinya.
"Shining Hammer!" lirih Luke,
Hammer cahaya muncul menghancurkan beberapa lantai aspal dibawah sana, Vilz merasakan sensasi naik turun yang membuatnya ingin sekali muntah.
"Hei bisakah kalian baik-baik saja ketika bertarung!, jangan seperti anak kucing sama gagak saja!"
"Oh aku lupa denganmu!" kata Luke melemparkan sebuah belati kecil,
Swish ! Slip !
Belati dengan elegannya dipegang menggunakan dua jari, dan hal itu mengejutkan mereka berdua.
"Whoa aku berhasil setelah dua ratus tahun!, ini harus dicatat!"
Ternyata tidak, Vilz juga sangat terkejut karena aksinya berhasil,
"Apa-apaan lelaki bodoh itu?" gumam wanita itu sedikit kesal.
Karena sedikit merasa senang setelah melakukan aksi menangkap belati menggunakan dua jari, Vilz juga mencoba hasil analisisnya.
Dia maju berlari sekencang mungkin kearah Luke sembari mengucapkan beberapa mantra didalamnya,
'Mentari yang jatuh dari langit, mohon terangilah sekitarku'
"Light!" kata Vilz menghindar,
Serangan tombak cahaya segera muncul kembali dari belakang Luke mengarah kepadanya, akan tetapi Vilz mengeluarkan cahaya silau.
Ketiganya tidak dapat melihat, tapi yang pasti menurut Vilz adalah dia bisa merasakan gesekan dari gerakan kaki milik keduanya.
"Pria bernama Luke pasti ada tepat didepanku saat ini!, maka aku tinggal memprovokasi sedikit!"
"Sial dimana anak sialan itu?" lirih Luke merasa kebingungan,
Wanita tadi terdiam entah mengapa, tapi Vilz mulai menjalankan rencananya untuk mengakhiri serangan dari Luke langsung.
"Hei muka kucing?, dimana wajah gagah berani milikmu?, aku benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana wajah tampan dan misterius seperti itu bisa menunjukan hal mesum!"
"Apa sia—"
"Dia itu operasi wajah!" potong wanita tadi dengan begitu santai,
Vilz menahan tawanya tapi disisi lain rencananya juga menjadi berhasil setelah sentuhan terakhir tadi.
"Matilah kau sialan!" Luke berlari tanpa arah dan memukul tepat didepan wajah milik Vilz,
"Eh ini yang kutunggu!"
Vilz menunduk dan menendang bagian bawah Luke sekeras mungkin tanpa dia inginkan.
Crack ! Arghhh !
Luke pada akhirnya pingsan, dan wanita tadi menelpon beberapa orang untuk membawanya.
"Aku benar-benar bersalah tadi!" kata Vilz meratapi Luke pergi.
Orang-orang yang mengenakan jubah putih dengan tanda bunga daun gugur ada dibelakangnya menghampiri Vilz sekarang.
Mereka mulai bertanya tenang nama, sekolah dimana, dan dari keluarga mana dia berasal.
"Maaf aku Vilz dan keluargaku Untuk sekarang hanya sebagai rakyat!"
"Cih ternyata begitu!, kami pergi!"
Sungguh sebuah sapaan yang tidak mengenakan bagi orang lain, tapi untuk Vilz hal ini hanya omongan semut ketika tengah berjalan.
"Maafkan tentang mereka!, dan aku berterima kasih tentang Luke yang kau telah lumpuhkan!, tapi jika ada sesuatu seperti ini apalagi aku berada disana tolong jangan libatkan atau ikut campur lagi!"
Kata-kata wanita itu begitu menohok dan membuat Vilz yang jomblo beratus-ratus tahun tersakiti.
"Iya aku tidak akan ikut campur!"
Wanita itu pergi tanpa sepatah kata apapun, serta tidak mengatakan namanya sedikit saja pada Vilz.
[Misi Rendahan Selesai]
[Mendapat Elixir (Rendah)
[Mendapat Universe Eye]
[Terdapat Tiga tahap:
• Tahapan 1: Copy Skill
• Tahapan 2 : Battle Vision
• Tahapan 3 : Custom
"Wah hadiah tambahan!, dan apa maksudnya dengan custom pada tahapan ketiganya sistem?"
[Anda dapat memilih atau menciptakan tehnik itu sendiri]
"Wow itu sangat menarik loh!, ngomong-ngomong kenapa kau tidak menampilkan sihir light yang kudapatkan tadi dalam status?"
[Semua sihir akan disimpan pada sebuah bookmark, dan tuan tidak perlu menaikan levelnya, kecuali jika kemampuan itu memang dapat ditingkatkan kekuatannya....]
"Jadi begitu...!" Vilz segera meninggalkan tempat itu dan kembali masuk kedalam hotel.
Sedangkan didalam hotel ayahnya yang mengetahui Vilz menghilang dari kamar menjadi panik dan mulai mencari kesegala penjuru hotel untuk menemukannya.
Tapi dia malah kembali kekamar seperti tidak terjadi apa-apa.
"Sebelum aku tidur sepertinya aku harus mencoba menyerap mana!"
Vilz duduk bersila dan kembali untuk menyerap mananya sekali lagi,
[Selamat! anda naik level]
[Mana mencapai 15 points]
"Hanya sedikit?, kenapa bisa?"
[Lebih cepat bila anda dapat membunuh binatang sihir]
"Lebih cepat darimana?, aku malah akan mati jika seperti ini loh!"
[Bukannya tehnik pedang dapat mengatasi segala bahaya tuan]
"Oh iya pengguna pedang lebih kuat karena fisiknya jadi mengapa harus takut kehabisan mana miliknya!"
Vilz kembali keluar dari kamar hotel untuk menemukan informasi mengenai monster sihir,
"Vilz!!!, ternyata kau disini nak!"
"Ayah?, kenapa ayah terlihat lelah?"
"Aku mencarimu keseluruhan hotel dan hampir tidak menemukanmu!"
"Itu... aku tadi melihat-lihat sebentar!, terus tersesat dijalan!"
Alasan coba dikeluarkan oleh Vilz tapi dia ragu ini akan berhasil.
Ayahnya menghela nafas dan dia mengatakan sesuatu yang bahkan membuat Vilz merasa bersalah.
"Bahkan jika kau berbohong pada ayah!, ayab tetap akan mempercayai nak!, jadi jaga dirimu baik-baik!"
"Iya ayah!, dan maafkan aku!"
"Yah mau bagaimana lagi!, ini aku ingin kau pelajari tehnik itu!"
Ayah Vilz memberikan sebuah buku usang dengan lambang tornado disampul bukunya, tapi setelah dia buka kepalanya menjadi pusing.
"Itu adalah efek samping pengetahuan tingkat atas jadi hati-hati ya nak!, dan pelajari!"
Vilz kembali masuk ke kamarnya untuk kembali tidur dan tepat ketika didepan kasur Vilz bergumam.
"Sistem oh sistem!"
[Iya.. iya...]
"Kenapa aku merasa pusing dengan pengetahuan tingkat bawah ini?"
[Menurutmu itu memang bawah tuan tetapi bagi orang dunia ini itu sangatlah tinggi, lalu untuk anda pusing itu karena belum makan]
Vilz melemparkan bukunya dan segera lompat keatas kasur,
"Selamat malam dan Selamat tidur!, semoga mimpi indah sistem!"
[Selamat malam juga tuan]