Chereads / A Magician's Journey After 200 Years / Chapter 5 - Kapan Selesainya ini

Chapter 5 - Kapan Selesainya ini

Leona mendekat kearah William dan membangunkannya langsung,

"Hei Will kau tidak apa?, hei?"

"Dia tak apa!, aku menyebarkan racunnya jadi dia bisa selamat!"

"Benarkah?, terimakasih!"

"Eh kenapa kau berterima-kasih kepada orang yang melukai temanmu secara langsung?"

"Dia memang salah!, jadi aku tidak akan membelanya untuk itu!"

Vilz sungguh terkejut bagaimana bisa wanita seperti dia yang dilahirkan didalam keluarga besar bisa terbiasa merendah diri.

"Aku menyebarkan racunnya tapi juga ada efek samping ditubuh anak itu!, jadi dia kehilangan mananya!"

"Apa?, dia kehilangan mananya?"

"Ya sekarang mana dia hanya berada diangka 10 kurang lebih!"

Leona berdiam dengan sedikit kecewa mendengar hal itu, namun dia tidak dapat menyesalinya.

Tanpa pikir panjang dan peduli lagi Vilz meninggalkan mereka untuk kembali menemui ayahnya.

Disisi Leona dia mengeluarkan handphone dan menelpon seseorang untuk menjemputnya.

1 Jam kemudian !

Vilz telah sampai dirumah dan menemui ayahnya yang berada didalam kamar hotel, dia tengah menghubungi seorang tukang.

"Apa?, selesai dalam 2 Minggu?"

Teriak ayah Vilz dan terkejut ketika melihat anaknya datang kesana,

Vilz maju perlahan dan duduk didekat tv menunggu ayahnya selesai menelpon tukang.

Brak... suara pintu didobrak dan Vilz mengetahui jika itu pintu didepan kamar ayahnya, yang diketahui jika itu kamar tempat dia menginap.

"Ada cecenguk lagi ya..."

Dengan perasaan kesal dan lelah tidak diperlukan basa-basi untuk dia segera keluar dan menemui beberapa orang yang ingin mengganggun dia dan ayahnya.

"Hei kalian siapa?" tanya Vilz,

"Eh... ohh kami salah kamar!!"

Mereka berjumlah tiga dan kedua orang dibelakang salah satu lelaki pasti terlihat seperti bodyguard.

"Apa mau mu?" kata Vilz langsung masuk keinti permasalahan,

Karena Vilz mudah diajak bicara lelaki itu tidak mau banyak bicara lagi dan mengeluarkan sifat aslinya dengan terang-terangan.

Tongkat yang dia bawa segera menekan leher Vilz kedinding.

Dia memasang wajah begitu murka dan menekankan sesuatu kepada Vilz agar dirinya diam ditempat.

"Aku telah menyuruh seorang sniper bersenjata techno untuk menembak ayahmu jika kau bergerak seinci!"

(Sialan dia pasti dari keluarga)

Vilz menebak karena dari ingatannya musuh terbesar dia adalah keluarga Alder sendiri dan adalah paman Vilz yang ingin menguasai keluarga.

Dan permasalahan hari ini kemungkinan adalah kecurigaan pamannya setelah menyelidiki kenapa mereka berdua menginap dihotel dan dalam keadaan rumah hancur karena ledakan mana.

"Sekarang jawab kenapa ada bekas ledakan mana dari rumahmu!"

"Heh mana aku tahu tentang itu?"

"JANGAN BERBOHONG!"

Teriaknya dengan marah mulai menunjukan benda kecil yang dia keluarkan dari saku celana.

"Ini adalah sebuah penanda untuk pasukan sniperku!, dan jika kau melakukan sesuatu aku akan menekannya membuat ayahmu..."

Dia diam setelah mengatakan kata-kata terakhir dan tersenyum bahagia mendapati ekspedisi milik Vilz diam menunduk kebawah.

"Hahahaha... apa aku akan takut dengan ancamanmu ini teman?"

"A-Apa?" bingung lelaki itu,

Wuss... sekejap Vilz menghilang dan tiba-tiba berdiri dibelakangnya,

Sebuah tebasan menebas punggung lelaki itu, dan Vilz menggunakan beberapa sihir.

'Langit Cerah Membutakan'

"FlashBank!" rapal Vilz.

Ledupan cahaya membuat kedua bodyguard buta sementara waktu, tapi itu tidak membuat mereka berhenti melaksanakan serangan.

Salah satu dari bodyguard menekankan semua ototnya dan langsung memukul kedepan.

Tidak terlalu bodoh dan menahan serangan Vilz lebih memilih mengangkat lelaki tadi untuk menggunakannya sebagai tameng hidup demi bertahan hidup.

Crack.... tulang hancur terdengar lelaki tersebut hanya bisa pasrah jatuh tidak sadarkan diri setelah tulang rusuknya hancur lebur.

Sedangkan Vilz merapal sekali lagi untuk mengalahkan bodguard itu,

'Wahai Roh Bumi Lindungi Aku'

"Rock Of Destruction!" rapalnya,

Sebuah tanah runcing serta panjang menusuk salah satu bodyguard hingga tertancap disebuah dinding tak jauh dari tangga lantai hotel.

Tidak ingin memberikan kesempatan kepada bodyguard terakhir Vilz menyalakan Universe Eye.

Waktu terhenti menampakan layar,

[Bodyguard Robot]

[Level 30]

[Spesialis: Rapalan (Ahli)]

[Kekuatan: Menengah]

[Kecepatan: Menengah]

[Ketahanan: Rendah]

[Kepintaran: Tidak Ada]

[Kemampuan: Ice Domain, Strength Up, Speed Up, Lock Targeting]

"Mereka hanya robot karena itu sihir ini pasti ditanamkan saat dibuat!"

Vilz memilih untuk menyalin kecepatan dan juga ketahanan miliknya secara cepat lalu mengembalikan kembali waktu.

Sekejap bodyguard itu menghilang kearah Vilz menggunakan kemampuan targeting agar dapat menemukan musuh tanpa harus melihat target yang dipilihnya.

Keduanya langsung tidak terlihat dan bertemu setelah beberapa saat keduanya saling memukul tinju.

Ledakan angin terjadi dari pukulan mereka sedangkan disela-sela pertarungan lelaki tadi mulai sadar dan ingin mengambil alat penerima alaram yabg jatuh saat dipukul.

Dia mulai menjangkau dengan jari jemari dan langsung menekannya, Vilz yang baru tahu segera marah mengeluarkan seluruh auranya.

"Matilah kalian!" kata Vilz,

Dia menembus tekanan dari tehnik pedang yang mencapai tahap dua dengan syarat memiliki kecepatan tingkat menengah untuk aktif.

Disisi lain menunjukan mengenai ayahnya yang telah selesai menelpon dan melihat sebuah silauan peluru datang kepadanya.

Dia tetap diam dan bahkan memang menunggu untuk peluru datang, tapi setelah peluru datang menghancurkan kaca hotel terhenti membuat penembak terkejut.

"Heh hanya penempak tingkat 3 mau membunuhku?, jangan harap!"

Kata ayah Vilz menahan peluru menggunakan sebuah tangan kosong yang dialirkan listrik.

Listrik lama-kelamaan berubah warna menjadi merah dan dia mefokuskan ketelunjuk jarinya.

"Aku memang selalu lembut didepan anakku!, tapi jika sendirian!, siapapun yang mengganggu harus mengalami apa itu kematian!"

"Dead Bullet!" lirih ayahnya,

Dan peluru listrik dengan cepat menembus beberapa dinding bangunan hingga mencapai tempat dimana sniper yang ketakutan.

Sniperpun mati dan ayah Vilz melirik tajam kearah luar tempatnya tengah bertarung dengan bodyguard.

Hanya beberapa menit setelah Vilz berhasil mencapai tehnik kedua dari tehnik pedangnya, namun karena masih kesulitan menggunakan pedang Vilz terpontang-panting.

Bukan karena terserang tapi karena lajur angin cepat yang membawanya untuk mempercepat gerakan menebas pedang berelemen.

"Aku menyesal karena tidak melatih pedang dengan benar sialan!"

Kata terakhir Vilz menebaskan vertikal kearah samping bodyguard hingga melepaskan kepalanya.

Lelaki tadi terkejut dan merapatkan giginya sebelum berteriak,

"APA KAU BENAR LEVEL 2 DASAR ANAK HARAM KELUARGA ALDER!"

Vilz menoleh tapi tidak kearah anak lelaki tadi namun kearah layar,

[Anda Naik Level]

[Level 8]

[Points System: 230 Rb]

Kediaman Asosiasi Alkimia !

Tempat dimana alkimia terhebat berkumpul dan satu-satunya tempat dimana Vilz dulunya suka datang.

Disana Leona yang telah dijemput datang dan menemui pamannya, karena kebetulan ada disana.

"Paman aku pulang!" kata Leona,

"Ada apa dengan Will?, kudengar dia diserang oleh anak dari Alder?"

"Itu aku tidak sengaja melukai tuan muda Vilz, dan sayangnya William malah memulai permasalahan dengannya tiba-tiba saja...."

"Dia mematahkan tehnik keduaku dan memiliki racun yang dapat membunuhku juga!, anak ini harus diawasi karena bisa berbahaya!"

"Baik paman aku setuju juga!"

Kedua orang itu segera masuk kedalam asosiasi berniat untuk menjenguk William kembali dan mengutus beberapa orang mengawasi diam-diam Vilz...