Malamnya Manfred briefing dengan tim. Persiapan besok. Tidak boleh ada yang terlewat. Semua harus disiapkan dengan cermat. Teman-teman tetap bersemangat, entah karena ini suasana beda di negri asing atau karena habis pesta.
"Wah, kayaknya kalau kita sering bikin klip ke luar negri, tenaga kita kayak berlipat, ya ... ga ada matinya," ujar Andre.
"Yup, siapa yang ga senang menikmati negri cantik begini," timpal Bimo. "Eh, Ronny, jadwal berikut mau ke mana? Yunani? Atau Belanda?" Bimo melihat Ronny.
"Mungkin Swiss? Kakak Yuana tinggal di sana sekarang," tambah Manfred.
"Wah ... boleh, tuh! Terus ada saudara kamu di mana lagi, Fred?" sahut Yunus. Senyum pria itu melebar.
"Kalian senang. Aku puyeng mikir dananya." Ronny menggeleng-geleng.
"Ha ... haa ..." Semua tertawa mendengar itu.
"Tenang, Bos. Anak buah bisa diatur. Fifty fifty boleh," sahut Ferdi.
"Ah, kalian ini ..." Lagi-lagi Ronny menggeleng.
