Manfred mendekat, duduk di sisi Yuana. "Iya. Adik buat Melody."
"Tahun depan aja, ya ... Jadi adiknya lahir pas dia mulai sekolah, sudah lebih besar. Sekarang biar puas sama kita." Yuana mengusap kepala Melody. Rambutnya lurus seperti rambut Yuana, tapi coklat kemerahan seperti rambut Manfred.
"Ya, baiklah. Aku ga sabar ada cowok satu lagi di rumah." Manfred menepuk pipi Yuana.
"Sabar, Sayang. Nanti kalau ada bayi, kita repot sama si kecil. Melody apa siap, berbagi kasih sayang? Biar dia mengerti dulu artinya adik," kata Yuana.
"Hmm ... apa kata Mama saja." Manfred lagi mengusap pipi Yuana.
Telpon masuk di HP Manfred. Dari Ferdi.
"Hai, kenapa, Fer?" tanya Manfred. "Apa? Bang Ronny? Harus opname? Oke ... ya, aku cabut, segera."
Manfred mengakhiri telpon segera mengganti pakaian bersiap pergi.
"Bang Ronny kenapa, Fred?" tanya Yuana ikut cemas.
"Masih belum tahu pasti. Antara typus atau DB. Aku ke rumah sakit sekarang. Kamu baik-baik di rumah," jawab Manfred.