"Dia berusaha. Meski sangat berat buatnya. Gimana juga passionnya di musik. Bersyukur ada orang-orang hebat di sekitarnya yang bisa dipercaya. Jadi masih berjalan baik sampai sekarang," jawab Yuana.
"Mama minta aku handle perusahaannya. Tapi aku ga bisa. Dia sedikit memaksa. Aku masih perlu memikirkan semua hal," kata Yoel.
"Kak, kurasa permintaan mama sangat wajar. Mengertilah." Yuana melihat Yoel.
"Ya, aku paham. Aku mungkin akan ke Malang melihat seperti apa sekarang perusahaan mama. Baru aku akan pertimbangkan nanti." Yoel mengambil lagi sepotong roti.
"I think it is a good idea, Yo. If it will be the way you can do something better, why not?" Victoria ikut bicara. Dia memang sedikit banyak paham bahasa Indonesia, tapi sulit untuk bicara.
"But we have plan, Vicky," sela Yoel.
"We can talk about it again," kata Victoria.
"Hmm ..." Yoel mendesah.
"Pikirkan lagi semuanya." Yuana menepuk bahu Yoel.
Yoel hanya memandangi dua wanita cantik yang dia sayangi itu.
*****