"Yoel?" Manfred melihat Yoel duduk di kursi panjang depan kamar Prastama. Bersama Yuana.
"Hai, Fred!" sambut Yoel pada Manfred yang berjalan mendekat.
"Kapan sampai?" tanya Manfred. Mereka berpelukan.
"Sejam lalu," jawab Yoel.
"Sudah lihat papa?"
"Ya, Fred. Aku ga tega. Sedih melihat papa seperti ini." Yoel tertunduk. Lesu.
"Aku juga merasa sedih melihat papa. Dia pasti sering merasa sakit. Hanya berusaha tidak mengeluh. Dia cuma mau menunjukkan dia baik-baik saja, dan bahagia bersama kami," ucap Manfred.
"Aku tahu, papa ingin selama bisa bersama kami, dia mengganti waktu yang hilang dengan memberi kami kebahagiaan," kata Yoel "Oya, selamat buat kamu dan Yuan. Aku akan punya ponakan." Yoel tersenyum.
"Thanks. Makanya perasaanku campur aduk. Senang dikasih berkat seorang anak. Tapi, sedih dengan kondisi papa," galau juga nada Manfred mengucapkan itu.
"Aku bisa paham." Yoel mengangguk.
"Kamu sendirian pulang?" Manfred dan Yoel duduk di sisi Yuana.