Mata Yoel makin menghujam pada wanita cantik yang berdiri memandangnya denan rasa geram yang meluap.
"Kami sudah bisa memperoleh semua sendiri, dengan tangan kami. Yuana, dengan pria inilah, Manfred, yang memberinya cinta, hingga dia yakin dia bisa bahagia dengan hidupnya. Dan aku, Victoria, wanita asing itu yang mengajarkan aku bagaimana mencintai dan apa itu cinta, bagaimana rasanya dicintai." Yoel terus menatap tajam ke arah Eva.
"Ah, memang susah bicara dengan anak berandalan seperti kamu." Eva menggeleng keras. Rasaya kehabisan kata menghadapi Yoel.
"Pulanglah. Jangan kamu rusak kebahagiaan yang baru Yuana rasakan. Pergi." ucap Yoel. Tegas tapi nada suaranya melemah.
"Yoel ..." Yuana menatap kakaknya.
"Cukup. Aku juga tak butuh berurusan dengan kalian." Eva mengambil kotak perhiasan di meja. Dia masukkan dalam tasnya dan melangkah keluar.