Yuana berhenti membelakangi pintu yang dia tutup. Manfred masih mengeringkan rambutnya. Yuana bingung, mau maju, balik badan, atau menunggu.
"Yu." Manfred menoleh. "Papa gimana?" Manfred balik melihat ke cermin besar di depannya.
"Uda pergi tidur," jawab Yuana masih tetap di tempatnya.
"Mandilah, biar segar," ujar Manfred sambil tetap menghadap cermin.
"Iya." Yuana melangkah ke arah lemari pakaian. Dia mengambil handuk dan baju gantinya. Dia melangkah ke arah kamar mandi.
"Yu ..." panggil Manfred.
"Ya?" Yuana menoleh.
Manfred mengalungkan handuk kecil yang dia pegang di lehernya. "Yakin ke kamar mandi dengan gaun panjang begitu?" Manfred mendekati Yuana. Harum sabun dan shampoo menusuk penciuman Yuana. Segar, maskulin sekali.
"Eh, iya ... ehh ..." Yuana gugup.
"Aku bantu buka resletingnya." Manfred menarik resleting di gaun bagian belakang. Wajah Yuana memerah, dia malu sekali. Padahal Manfred di belakangnya, cepat-cepat Yuana masuk ke kamar mandi dan mengunci pintunya.