"Segitu kakunya hubungan mereka. Yuana seperti seorang karyawan yang takut bosnya, takut melakukan kesalahan. Hati-hati sekali bahasa yang digunakannya," ujar Manfred di hati.
"Oke. Ga apa." Manfred tersenyum.
"Kirim, ya?" Yuana masih bertanya lagi.
"Iya, Sayang. Kirim saja." Manfred gemes. Dia cium pipi Yuana. "Hhmmm ..."
"Fred ..." Yuana masih belum lega.
"Sini aku yang send," ujar Manfred. Dan langsung dia pencet gambar pesawat di ujung kanan bawah. "Sudah."
"Mudah-mudahan mama ga marah," kata Yuana. Masih ada rasa takut di hatinya.
"Sini ..." Manfred menarik Yuana mendekat padanya. Dia sandarkan Yuana di dadanya. "Calon istriku yang cantik dan baik hati, jangan cemas. Apapun jawaban mama kamu, harus siap. Bisa jadi baik, bisa jadi buruk. Pastikan kamu tidak akan terpengaruh, ok? Kamu kan tahu mama kamu bagaimana."
Yuana mengangguk. Manfred mengusap kepala Yuana.
"Yu, aku belum kasih tahu kamu, Bobby dan Lisa mau punya anak," kata Manfred.
