"Sekarang kita bebas. Kamu boleh pilih pergi ke mana kamu mau. Sama anak muda itu? Terserah. Atau si botak tua itu? Kita sudah pisah. Tapi jangan lupa, ini rumahku!" Prastama berkata pada Eva.
"Kenapa ga dari dulu saja aku minta cerai dari kamu! Kalau tidak aku pasti sudah jauh lebih bahagia. Ga perlu ribut terus sama laki-laki macam kamu!" balas Eva dengan marah.
Yuana mengintip dari balik pintu kamarnya. Rupanya benar orang tuanya telah bercerai.
"Ya Tuhan ... aku harus bagaimana sekarang? Aku ga mau ikut mama atau papa. Karena mereka pasti punya pasangan baru masing-masing. Dan lagi mereka ga ada yang perduli aku." Yuana mengusap dadanya.
"Manfred. Manfred? Apa dia masih marah padaku? Ya ... aku tidak punya pilihan. Aku harus bertemu Manfred. Aku tidak mungkin tetap tinggal di rumah ini," batin Yuana.
Yuana mengemasi pakaiannya. Dia membawa hanya seperlunya. Satu koper yang tidak terlalu besar. Beberapa buku, ijazah SMA, dan beberapa barang keperluan lainnya.