Bertha masih sibuk memetakan posisinya, ia sedang berdebat dengan Wawan yang menuntut haknya. Janji dari Bertha kepadanya yang tak kunjung dipenuhi membuat Wawan uring-uringan.
"Sudah bagus saya kasih kamu jabatan penting, masih kurang juga?" tanya Bertha dengan nada marah.
"Bukan masalah kurangnya, tapi saya hanya meminta janji Ibu kepada saya, itu saja." Wawan mengingatkan janji Bertha kepadanya beberapa tahun silam setelah Erwin meninggal dunia.
"Janji yang mana lagi, saya sudah kasih kamu jabatan, rumah dan mobil. Kalau soal wanita kan saya udah ingatkan kamu, Hati-hati, jangan sampai dia berasal dari masa lalu kalian, apalagi," kata Bertha kembali marah.
"Bu, villa dan rumah sudah cair. Bagian saya mana?" tanya Wawan tak tahu malu.
"Saya transfer kamu tiga puluh persennya. Saya haus bagi-bagi Wawan, kamu ngerti kan?" Bertha menghela nafasnya panjang.
