Panji mencuci wajahnya di wastafel, merapikan rambut dan pakaiannya kembali sebelum kembali ke rumah yang sudah menunggunya di lobby mengirimkan pesan singkat bahwa ia sudah sampai.
"Kabari aku jika sudah di bandara, maaf sudah menghukummu sampai kayak gini," ucap Panji lalu ia mengusap pipi Feli yang basah.
"Iya, makasih." Feli mengangguk patuh.
"Oke, aku jalan dulu," pamit Panji. Ia sambil membalas pesan singkat dari anak buahnya yang memberikan laporan mengenai kondisi di Surabaya.
Panji bergegas turun ke lobby dan mencari Joni. Ia bergegas masuk ke dalam mobIl karena Melody sempat menelepon dirinya namun tidak terangkat.
"Mel dihubungi gak bisa, coba kamu call ke Mama atau Ibu, Jon." Panji masih berusaha menelepon ulang Melody yang tadi menghubunginya.
"Pak, gak diangkat. Tumben Mbak Melz biasanya langsung kalau saya atau Bapak yang call." Joni menduga-duga jika Melody juga sedang dalam kondisi tidak baik.