Dini hari Melody terbangun, tidak seperti biasanya kali ini ia tidur kurang nyaman. Ia menggeliat pelan dan mendapati tidak ada Panji di sampingnya. Ia membasuh wajahnya di wastafel dan mencari keberadaan Panji di kamar Dika.
"Mas, kok disini?" Melody menghampiri Panji yang sedang membetulkan selimut anaknya.
"Gakpapa, kamu kok bangun, masih malam ini." Panji meminta istrinya mendekat.
"Gak bisa tidur, gak enak aja." Melody sudah duduk di samping suaminya.
"Kita balik ka kamar saja, kasian Dika kalau kebangun dengerin kita berisik disini," ajak Panji kepada Melody.
"Iya, Mas." Melody bergelayut manja mengikuti suaminya kembali ke kamar.
"Kamu kenapa? Kok tumben begini?" tanya Panji penasaran.
"Mau gini aja, deket-deket," kata Melody terkekeh.
"Astaga, kamu mau?" tawar Panji terbahak melihat tingkah istrinya.
"Iya," jawab Melody kepada suaminya.
"Mau disini aja?" tanya kepada istrinya yang baru saja menyemprotkan parfum.
"Iya, terserah. Dimana saja," jawab Melody patuh.