Di sebuah kamar VIP rumah sakit di Singapore, Feli dan Bertha yang meminta kamar mereka disatukan sedang berbincang. Walaupun sama-sama dengan kondisi selang infus, keduanya merasa bersyukur masih ada yang peduli.
"Kamu sudah hubungi Melody?" tanya Bertha kepada anaknya.
"Sudah, Ma. Aku rasanya malu banget. KIta udah jahatin dia udah kayak apa, Mama. Sekarang justru dia yang bayarin kita disini." Feli berkaca-kaca mengingat pembicaraan keduanya melalui video call saat itu.
"Mama juga gak ngerti lagi, kita sudah salah jalan dari awal. Mama minta maaf sama kamu kalau hidup kita jadi kayak gini, semua karena keserakahan mama dan papamu, kamu jadi korban," kata Bertha menyesali yang sudah terjadi.
"Tidak, kita sama-sama salah, Ma. Kita terlalu tamak dan menghalalkan segala cara, sehingga Tuhan marah dan mengambil semuanya dari kita. Perusahaan, suamiku dan karirku. Aku tidak mau kehilangan Mama, cukup Papa yang sudah pergi duluan," jawab Feli dengan disertai isakan kecil.