Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Jodoh untuk Biro Jodoh

DK_DK_6157
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.5k
Views
Synopsis
Gladys Hartono merupakan wanita yang dijuluki dewi cinta karena keberhasilannya memasangkan puluhan kekasih. Karena kepiawaian itu membuat wanita baya konglomelarat memintanya untuk mencarikan jodoh bagi sang putra yang bernama Janaka Matila. Sedangkan Janaka sendiri sosok pebisnis sukses yang paling anti dengan kata perjodohan. Mampukah Gladys memilihkan wanita yang tepat untuk Janaka Matila? Ikuti terus kisahnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Gladys Hartono

Seorang wanita berpenampilan nyentrik menyeka cucuran peluh dari sebuah kebahagiaan yang ia dapatkan. Bagai menemukan sebuah peta harta karun, kedua manik milik Gladys Hartono tak henti-hentinya berkerling manja pada sebuah piring yang berada tepat di hadapannya.

Iya, saat ini Gladys panggilan akrabnya tengah menikmati sebuah dinner tanpa pasangan. Itu bukanlah suatu hal yang dia sesali, karena bisa memakan sirloin steak dengan tingkat kematangan well done seperti ini ditemani oleh anggur merah telah mampu menyenangkan harinya.

No men No cry adalah slogan hidupnya. Baginya cinta dari seorang pria bukanlah hal yang ia utamakan. Gladys cukup mampu berdiri sendiri tanpa belas kasihan dari pria manapun.

Dan hal tersebut terbukti dari keberhasilannya mengembangkan sebuah agen penemu pasangan atau yang akrab dikenal dengan sebutan biro jodoh. Perusahaan biro jodoh miliknya telah berhasil mempertemukan ratusan pasangan dalam ikatan suci yakni pelaminan.

Mizu Cupid merupakan agen biro jodoh miliknya. Mizu diambil dari bahasa Jepang yang berarti Nyonya, sedangkan Cupid dari bahasa Romawi yang artinya Dewa Asmara.

Tak ayal orang menyebut Gladys dengan Dewi Cinta karena kepiawaiannya dalam mengolah perasaan jatuh cinta.

"Ah enak sekali!" celotehnya seirama dengan mengelap permukaan mulutnya dengan sebuah tissue halus guna membersihkan sisa-sisa steak yang ia makan malam ini.

Sungguh kenikmatan tiada tara mampu menyantap makanan mahal dari hotel mewah seperti saat ini. Hal ini bukan sengaja ia lakukan, dengan pikiran matrealistis Gladys tak mungkin menghabiskan berupiah pun hanya demi main course enak seperti ini. Hal baik ini ia dapatkan dari sebuah gift yang diberikan oleh seorang wanita cantik yang malam ini juga tengah melakukan kencan buta seperti yang telah ia susun sebelumnya.

Gladys mulai beranjak dari tempat duduknya, dengan berat hati ia harus say goodbye pada sisa-sisa dari makanan yang telah ia nikmati itu. Kini Wanita penyuka musik jazz tersebut akan pergi meninggalkan hotel yang juga merupakan lokasi kencan buta yang ia atur.

Memang benar, Gladys merencanakan sebuah blind date antara Madona sang klien dengan putra dari Erika klien Gladys lainnya.

Kencan buta kali ini sedikit unik, bagaimana tidak? Gladys dimintai tolong oleh ibu-ibu paruh baya untuk mencarikan sang putra seorang wanita yang mampu bersanding dengannya. Secara kebetulan, Gladys juga memiliki klien yang bernama Madona. Model seksi ini meminta tolong pada Gladys agar mengatur sebuah blind date untuknya. Tak banyak permintaan dari Madona, yang model itu inginkan hanyalah lelaki yang mampu menggetarkan hatinya. Tampan dan mampu mengimbangi peragawati tersebut di atas ranjang.

Sungguh ironis, di mana Gladys harus mencari kriteria seperti yang Madona inginkan. Alhasil, Tuhan memberikan sebuah jalan melalui kedatangannya Nyonya Erika. Nyonya Erika sang wanita konglomerat meminta Gladys mencarikan calon menantu untuknya. Pucuk dicinta ulam pun tiba, Gladys mencocokan putra Erika dengan Madona pada malam ini.

Dengan perasaan sangat puas, Gladys memasuki lift hotel berbintang tersebut yang akan membawanya menuju parkir mobil. Gladys cukup kompeten dalam mencocokan setiap pasangan. Jadi tak perlu lagi Gladys harus menunggu hasil dari kencan buta malam ini.

Ketika wanita berparas nyentrik itu selesai menekan tombol UG pada rangkaian tombol yang berada tepat di depannya, seorang pria tampak tergesa-gesa ingin masuk ke dalam lift yang tengah membawa Gladys. Buru-buru Gladys menekan tombol buka pada lift tersebut.

"Shit ... !" keluh pria tinggi besar yang kini berdiri di sebelah Gladys.

Tak berselang lama, ponsel di dalam tas milik wanita berkacamata hitam itupun berdering hingga memecahkan heningnya suasana dalam lift.

"Hallo Nona, bagaimana pelayanan kami?" Gladys tampak sedikit mengulas senyum kala Madona memanggil dirinya lewat sebuah panggilan telepon. Gladys bisa menebak bahwa saat ini model seksi tersebut akan berterimakasih padanya karena telah menghadirkan sosok pria yang sesuai keinginannya.

"Puas apanya? Apa kau gila telah membawa monster kepadaku? Dengan congaknya Ia telah menghinaku dan menginjak harga diriku." keluh Madona di telepon saat ini.

Bak dihantam badai petir, Gladys tak menyangka bila lelaki yang ia pasangkan dengan Madona telah menyakiti hati wanita cantik itu. Dan sialnya Madona juga bersikeras ingin meminta ganti rugi ke pihak Mizu Cupid bila sosok pria tersebut tidak meminta maaf padanya.

"Pria sialan mana yang telah merusak rencanaku malam ini, bila aku bertemu dengannya akan aku habisi pria brengsek itu!" Karena kesal, Gladys melampiaskan emosi pada ponsel yang ia lemparkan kembali ke dalam tas yang ia bawa.

Tak mau kalah, pria yang saat ini berada di sampingnya juga terlihat menghubungi seseorang dan memarahinya. Dari raut wajahnya yang terlihat gusar, Gladys sedikit ketakutan terhadap lelaki tinggi besar itu.

"Jangan pernah lakukan hal itu padaku!" tegasnya lalu menutup panggilan di ponselnya dengan kesal.

Tak mau ikut campur masalah orang lain, Gladys hanya bergeming melihat sosok yang kini tak mampu menahan amarahnya.

'Ada masalah apa pria ini hingga ia marah-marah tak jelas seperti ini?' batin Gladys dan tak ingin menengok ke arah pria di sampingnya.

Bunyi ting ... tanda telah sampai di tempat yang Gladys kehendaki, wanita muda itu melangkah keluar dari dalam lift menuju mobilnya yang terparkir. Pun sama halnya dengan pria yang bersama Gladys, pria aneh itu juga mengikuti wanita penggila coklat itu keluar dari lift.

*

Gladys melempar tubuhnya sendiri pada kursi di mobilnya. Dadanya sesak harus memikirkan berapa rupiah yang harus ia keluarkan untuk membayar ganti rugi pada Madona. Jangankan keluar duit banyak, sepeserpun ia tak ingin hartanya habis digunakan untuk hal yang tak penting. Apalagi harus membayar ganti rugi.

Jadi, Gladys harus memutar otaknya agar pria jahat yang telah menghina Madona bersedia meminta maaf pada model seksi tersebut. Lalu bagaimana caranya? Ia sendiri bahkan tak kenal siapa orangnya. Informasi yang kantornya dapatkan dari Nyonya Erika lah satu-satunya cara agar Gladys bisa bertemu dengan putranya yang telah mencemooh Madona dan memintanya agar bersedia meminta maaf pada Madona.

"Aku bisa gila memikirkannya? Ya Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi?"

🍁🍁🍁🍁

Hold up, no, you didn't bow, bow

I ain't the chick to walk behind you 'round town

Just 'cause you're packin', packin', whoop, down south

That don't mean I'm ever gonna take it lying down, baby

Oh, I'm a machine when I do it

I'll be catching fire, gasoline when I do it

Just 'cause you're packin', packin', whoop, down south

That don't mean I'm ever gonna take it lying down

Baby, you're the man

But I got the, I got the, I got the power

You make rain

But I make it, I make it, I make it shower

You should know, I'm the one who's in control

I'll let you come take the wheel, long as you don't forget

☘️☘️☘️

Hai hai hai aku hadir lagi ... stay tune terus ya, kuharap ada pembaca setia.