Azura dan Raja Ansell pun pergi menggunakan kereta kencana untuk ke rumah Azura. Jujur saja, Azura merasa bergetar jantungnya. Perempuan itu merasa perutnya seperti dipuntir, jantungnya berdebaran, keringat dinginnya menetes, dan juga segenap perasaan tidak nyaman lainnya. Perempuan itu merasa tidak enak karena ia tak begitu dekat dengan orang tuanya sendiri. Ia bahkan jarang bercengkrama dengannya. Apalagi, dia bukanlah sosok Azura yang asli. Ia hanyalah roh yang masuh ke dalam diri Azura.
Dengan kegelisahan yang bersarang di wajah Azura, Raja Ansell pun menggenggam tangan Azura. Lelaki itu menyadari dengan baik apa yang terjadi pada sosok Azura. Gadis ini merasa gugup. "Tenanglah," Katanya kalem dan menghanyutkan.
Gadis itu balas melirik Raja Ansell. "Ya, aku akan mencoba untuk tenang, Raja."