Azura terdiam memandang ke arah Pangeran Ansell. Lelaki itu masih tampak menunjukkan keseriusan dari wajahnya. Azura mengambil napas panjang. "Tidak semudah itu."
Azura menyentuh gelas yang ada di depannya. Rasa hangat menjalar ke tangannya. Menghangatkan hatinya yang memang tengah kacau balau.
Azura mengerti kalau Pangeran Ansell juga memiliki kekhawatiran tertentu kepadanya. Namun, ini bukan berarti semuanya sesederhana apa yang ada di pikiran Pangeran Ansell. Karena, Eden dan Azura pernah menjalin hubungan tertentu. Dan kini, semuanya itu kandas tak bersisa karena Eden berpikir Azura telah berkhianat kepadanya.
"Pangeran," Azura menatap ke arah Pangeran Ansell.
"Bagaimana?" tanya Pangeran Ansell.
Azura menarik napas dalam, serasa sulit mengatakannya. "Apakah hubungan yang sudah buruk dapat menjadi baik?"
"Tentu saja, Azura. Aku tidak mau kamu memiliki sebuah penyesalan tertentu."
"Apalagi, ketika kamu turun ke medan perang."