Chereads / War Torn: Fallen Dynasty (Bahasa Indonesia) / Chapter 1 - Tarian Kabut di Bawah Cahaya Rembulan

War Torn: Fallen Dynasty (Bahasa Indonesia)

Alvaide
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.3k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Tarian Kabut di Bawah Cahaya Rembulan

Dalam kegelapan malam yang penuh kabut, langkah-langkah ringan Noriko Hoshizawa terus bergerak di antara atap-atap bangunan kota yang tinggi. Dia merasa seolah-olah malam itu mengetahui rahasianya dan menyembunyikan jejaknya dari mata polisi rahasia Dinasti Kurogawa yang mengejar dengan ganas. Noriko telah berlatih untuk momen seperti ini sepanjang hidupnya.

Sejak kecil, hidup Noriko telah dihiasi dengan pengasingan dan ketakutan. Dinasti Seirei yang pernah memerintah dengan gemilang telah runtuh, dan keluarganya telah menjadi buronan. Mereka adalah ancaman bagi Dinasti Kurogawa yang baru berkuasa, sebuah dinasti yang memeluk keyakinan puritan yang menganggap Kekaisaran mereka sebagai negeri yang superior di antara semua negara di dunia.

"Putriku, satu-satunya cara untuk mengembalikan kehormatan keluarga kita adalah dengan mengambil kembali tahta yang sah. Kamu adalah harapan terakhir kami," pesan terakhir ibunya terus terngiang di benak Noriko setiap hari.

Noriko tahu bahwa ia adalah satu-satunya harapan keluarganya, dan ia bersumpah untuk memenuhi keinginan ibunya, bahkan jika itu berarti menantang Dinasti Kurogawa yang berkuasa dan sekutu-sekutunya. Tapi malam ini adalah malam berbahaya. Polisi rahasia yang berdedikasi pada Lord Akira telah menemukan jejaknya, dan mereka memburunya tanpa ampun.

Pandangan Noriko terfokus pada langit yang tertutup oleh kabut tebal. Cahaya bulan remang-remang bersinar melalui selimut malam yang kelam. Dia mengingat waktu-waktu bahagia saat ia masih seorang yang dikelilingi oleh kemewahan istana dan tarian-tarian malam yang megah. Semua itu telah lenyap, digantikan oleh kehidupan di balik bayangan menghindari senter polisi.

Dinasti Seirei adalah dinasti yang sudah lama berkuasa sejak satu setengah abad. Mereka berhasil mempersatukan berbagai ras diantaranya nekojin, inujin, dan oni. Mereka adalah dinasti yang kuat yang dihormati oleh berbagai negara di dunia. Tetapi itu semua berubah ketika terjadi kudeta oleh faksi Kurogawa, yang dipimpin oleh Lord Akira.

Lord Akira adalah seorang bangsawan yang licik dan sombong. Dia menggunakan kekuatan, intrik, dan kekerasan untuk merebut kekuasaan dari tangan Dinasti Seirei. Mereka yang memeluk keyakinan puritan yang kuat, merasa bahwa kekuasaan harus berada di tangan ras inujin, dan mereka memandang rendah penduduk asing seperti manusia, darkan, dan vyr. Serangan di istana kekaisaran terjadi, dan akhirnya, Dinasti Seirei tumbang. Kaisar Hiroshi, ayah Noriko, yang terakhir dari Dinasti Seirei, terluka parah dalam serangan itu, tetapi berhasil menyelamatkan Noriko, dan adiknya, Haru, sebelum menghilang.

Rezim baru yang dipimpin oleh Dinasti Kurogawa dengan Lord Akira sebagai pemimpin baru Kekaisaran. Mereka mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan ras asli sementara mendiskriminasi penduduk asing di Kekaisaran Teikokuten. Masyarakat yang dulu penuh harmoni menjadi terpecah belah dan penuh ketegangan. Noriko merasa semakin kuat tekadnya untuk mengubah takdir Kekaisaran Teikokuten, memulihkan harmoni, dan menghapus dominasi puritan yang telah merusak kedamaian yang pernah ada.

Noriko menggigit bibirnya saat ia merenungkan tentang adiknya yang masih kecil. Haru adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa. Mereka berdua telah bersembunyi bersama sejak kejatuhan Dinasti Seirei, dan Noriko harus melindungi adiknya dengan segala cara yang dia bisa.

Tiba-tiba, sekitar sepuluh meter di depannya, Noriko mendengar langkah-langkah keras di atas atap. Dia merasa jantungnya berdegup kencang. Polisi rahasia semakin mendekat. Tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Noriko dengan cepat menyelinap ke balik cerobong asap, berharap mereka tak akan melihatnya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan memusatkan pikirannya. Saat para polisi rahasia mendekati tempat Noriko bersembunyi, getaran energi dalam dirinya mulai terasa. Kekuatan sihir yang hanya beberapa orang yang tahu.

Saat para polisi rahasia berada tepat di balik cerobong asap, Noriko memfokuskan energinya dan dengan lembut menggerakkan angin. Kabut malam berputar-putar dan menutupi gerak-geriknya.

Noriko bergerak diam-diam melalui kabut, menghindari pandangan mereka. Dia tahu bahwa trik ini hanya akan menghentikan mereka sesaat, jadi dia harus terus melarikan diri. Salah satu polisi rahasia itu telinganya menyentak, lalu ia mulai berbicara dengan anggotanya "Hmmm? Ada pergerakan...".

Langkah-langkah Noriko terus berdenting di atas atap-atap kota di bawah kabut malam yang tebal. Dia merasa jantungnya berdebar hebat, adrenalin memompa darahnya, dan kabut malam menjadi sekutunya. Polisi rahasia Dinasti Kurogawa mendengar langkahnya dan hanya beberapa meter di belakangnya, peluru-peluru mereka melesat di udara, menciptakan dentuman bising yang mengganggu.

"Berhentilah dasar pelacur!" Teriakan para pengejar memenuhi malam, seperti serigala lapar yang mendekati mangsanya. Bagaikan mereka mengancam untuk menelan Noriko hidup-hidup jika mereka berhasil menangkapnya. Noriko tahu bahwa dia harus bertahan dan menemukan cara untuk melewati pengejaran ini, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk misi suci ibunya.

Dengan hati yang berdebar, Noriko melompat dari atap satu ke atap lainnya. Dia menghindari peluru-peluru yang melesat ke arahnya dengan gerakan lincah dan tubuhnya yang terlatih. Setiap lompatan dan setiap gerakan adalah tarian yang sempurna di atas atap-atap kota yang sunyi. Dia bisa merasakan darahnya yang mendidih dan tubuhnya yang dipenuhi kekuatan magis.

Ketika dia mendarat di atap yang lebih rendah, dia merasa perasaan kemenangan sesaat. Tapi tidak ada waktu untuk bersantai. Polisi rahasia itu terus mendekat, dan Noriko harus terus bergerak.

Saat dia meluncur di atas atap, Noriko menggunakan kekuatan sihirnya sekali lagi. Angin sepoi-sepoi yang ia kendalikan membuat kabut malam mengelilingi dirinya, menyembunyikannya dari pandangan musuh. Itu memberinya waktu berharga untuk berpikir tentang langkah selanjutnya.

Saat dia turun ke jalan, Noriko berlari melewati lorong-lorong sempit dan berliku. Mengambil jalur yang berbeda-beda untuk membingungkan polisi rahasia. Di setiap tikungan, dia merasakan bahaya yang mengintainya, dan peluru-peluru terus melesat di belakangnya. Keringat dingin mengalir di wajahnya saat dia berjuang untuk tetap tenang dan berkonsentrasi.

Tiba-tiba, Noriko tiba di suatu tempat yang tampak seperti jalan buntu. Di depannya adalah dinding tinggi sebuah bangunan yang tampaknya tidak memiliki jalan keluar. Dia tahu bahwa dia harus bersembunyi segera sebelum polisi rahasia mendekatinya lagi.

Tanpa ragu, Noriko mencari pintu atau jendela yang mungkin dapat digunakan sebagai tempat persembunyian. Dia tidak memiliki banyak waktu. Akhirnya, dia menemukan jendela yang terbuka sedikit di samping pintu belakang bangunan tersebut. Dia masuk dengan hati-hati, berharap bahwa dia tidak akan terpergok.

Di dalam bangunan itu, Noriko menemukan dirinya berada di dalam gudang gelap yang penuh dengan barang-barang yang tampaknya tidak terpakai. Dia menyusup lebih dalam ke dalam bangunan, berusaha mencari tempat yang lebih aman. Namun, dia tahu bahwa polisi rahasia akan terus mencarinya dengan gigih.

Saat dia merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya, dia mendengar langkah-langkah yang mendekat. Mereka sudah masuk ke dalam bangunan. Noriko merasa kepanikan melanda, tetapi dirinya tidak boleh panik. Dia harus tenang.

Noriko menyelinap lebih dalam ke dalam gudang gelap, mencoba menemukan tempat yang lebih tersembunyi. Dia akhirnya menemukan pintu kecil yang tampaknya mengarah ke ruangan lain. Dia membukanya perlahan dan memasuki ruangan tersebut.

Ternyata, ruangan tersebut adalah laboratorium tua yang sudah tidak terpakai. Rak-rak penuh dengan botol-botol kimia dan peralatan laboratorium yang berdebu. Ia menghela nafas lega. Ini adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi.

Dia bersembunyi di balik rak-rak dan berharap polisi rahasia tidak akan menemukannya. Dia perlahan-lahan menarik napasnya, berusaha meredakan denyut jantung yang berdegup kencang. Dia tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir. Dia harus menemukan cara untuk kembali ke adiknya.

Waktu berlalu dengan lambat di dalam gudang gelap. Terdengar suara langkah polisi rahasia yang mencari-cari di bangunan tersebut. Mereka tampaknya semakin dekat.

Saat Noriko merenung tentang langkah selanjutnya, dia mendengar percakapan dari sebelah ruangan. Salah satu polisi rahasia itu berbicara dengan keras, "Memangnya gadis itu masuk ke sini?"

Seorang polisi lainnya menjawab, "Aku melihatnya lari ke arah jalan ini. Dia pasti masuk ke dalam bangunan ini."

Noriko tahu bahwa dia tidak bisa tinggal di tempat ini selamanya. Dia harus menemukan cara untuk melanjutkan perjalanannya dan mencapai tempat persembunyian yang lebih aman untuk dirinya dan Haru. Tetapi untuk saat ini, dia harus tetap bersembunyi dan berharap para polisi rahasia itu tidak akan menemukannya.

Dalam kegelapan gudang yang gelap, Noriko memusatkan pikirannya. Dia tahu bahwa dia memiliki kekuatan sihir yang bisa membantunya, tetapi dia harus menggunakan kekuatan itu dengan bijak. Sementara dia bersembunyi, dia merenung tentang cara untuk mengalihkan perhatian polisi rahasia dan melanjutkan perjalanan menuju tujuannya yang penuh bahaya.

Dia merasa jantungnya berdebar keras saat dia mendengar langkah-langkah polisi rahasia yang semakin mendekat ke arah gudang. Dirinya tahu bahwa dia tidak bisa terus bersembunyi di tempat ini, dan jika dia ditemukan, ia tak akan bisa hidup untuk menemui adiknya dan tujuannya.

Menggunakan kekuatan sihirnya, Noriko mulai menciptakan ilusi suara dari luar. Suara itu seperti langkah kaki yang sedang lari, menggema di lorong-lorong gelap bangunan tersebut. Dia mengendalikan ilusi dengan cermat, seperti seseorang yang mengecek sesaat lalu pergi dengan tergesa-gesa.

Para polisi rahasia kaget dan menoleh ke sumber suara. "Sialan, dia berhasil kabur!!" teriakan salah satu dari mereka dengan panik dan kesal, "Kan? Sudah kubilang apa!?"

Teriakan-teriakan mereka menjadi semakin berkecamuk lalu diiringi dengan suara langkah kaki mereka. Suara-suara mereka memudar dengan cepat seiring mereka berlari-larian mencoba mengejar ilusi yang tidak ada.

Noriko tersenyum tipis di balik rak-rak yang gelap. Ilusinya berhasil. Polisi rahasia itu telah dikelabui, setidaknya untuk sementara waktu. Tapi dia tahu bahwa dia tidak bisa berlama-lama di tempat ini. Dia perlu mencari tempat persembunyian yang lebih aman dan menyusun rencana berikutnya untuk mencapai Haru.

Setelah beberapa saat berlalu, suara langkah kaki dan teriakan para polisi rahasia itu menjadi semakin reda, menandakan bahwa mereka telah menjauh dari gudang. Noriko menunggu beberapa saat lagi untuk memastikan bahwa mereka benar-benar menjauh sebelum dia berani keluar dari persembunyiannya.

Ketika dia akhirnya melangkah keluar dari gudang, dia merasa udara malam yang dingin dan segar menghantam wajahnya. Dia tahu bahwa dia harus bergerak cepat. Dia memikirkan rencana selanjutnya. Tempat persembunyian yang aman dan terpencil adalah prioritas utamanya.

Noriko meluncur melalui jalan-jalan kota yang sepi, tetapi dia tahu bahwa dia harus tetap waspada. Polisi rahasia masih bisa berada di sekitar, dan setiap sudut kota bisa menjadi tempat mereka bersembunyi.

Dalam kegelapan malam yang penuh kabut, Noriko Hoshizawa terus bergerak maju dengan tekad yang kuat. Misi ibunya untuk mengambil kembali takhta Dinasti Seirei dan mengembalikan kehormatan keluarganya adalah tujuannya, dan dia tidak akan berhenti sampai tujuan itu tercapai. Tarian kabut di bawah cahaya rembulan akan terus berlanjut, dan Noriko akan menghadapinya dengan keberanian dan kekuatan yang dimilikinya.