"Menikahlah denganku!" pinta Lucas yang sontak membuat Ellena merasa terkejut.
Bagaimana tidak? Lucas mengajaknya menikah secara tiba-tiba, terlebih lagi kepadanya yang jelas berbeda kasta.
"Apa?" Ellena tampak membulatkan tatapannya hingga bola matanya nyaris keluar. "Apa saya tidak salah dengar?" tanyanya yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar langsung dari mulut Lucas.
'Tidak! Pak lucas pasti sedang bercanda. Dia tidak mungkin tiba-tiba mengajakku untuk menikah dengannya. Sungguh itu hanyalah mimpi di siang bolong,' gumam Ellena dalam hati.
"Ya, menikah. Apa ada yang salah?" tanya Lucas polos.
Sungguh ini bukan tentang salah ataupun benar, melainkan tentang sikap Lucas yang sangat aneh bagi Ellena. Lucas tidak seperti biasanya. Bahkan, di kantor pun dia selalu bersikap dingin kepada seluruh karyawan, terlebih lagi kepada Ellena yang hanya karyawan biasa.
Namun, kenapa sekarang tiba-tiba dia mengajak wanita itu menikah, sementara semua orang tahu bahwa dia sudah memiliki kekasih dan akan segera menikah minggu depan.
"Tetapi, bukankah minggu depan Anda akan melangsungkan pernikahan dengan nona Selena?" Ellena menatap penuh tanya.
Lucas terdiam beberapa saat. Ya, benar. Dia memang telah memiliki kekasih dan satu minggu lagi mereka akan segera menikah. Bahkan, bukan hanya karyawan di perusahaannya yang sudah mengetahui kabar baik itu, melainkan satu negara pun sudah tahu tentang kabar tersebut.
Mengingat Lucas adalah seorang pemilik perusahaan industri terbesar di indonesia, tentu namanya sering muncul di media masa ataupun surat kabar. Oleh karena itu, dia menjadi dikenal banyak orang.
Lucas dan Selena Emily Bramantyo memang sudah menjalani hubungan selama dua tahun dan tahun ini mereka memutuskan untuk menikah. Kabar yang diberitakan nyaris setiap hari membuat satu negara tahu, bahkan mungkin seluruh dunia juga tahu tentang kabar pernikahan itu.
Namun, hari ini Lucas mengetahui suatu kebenaran tentang Selena, sehingga membuat dia ingin membatalkan pernikahan itu, meskipun dia tahu bahwa keputusan yang dia ambil akan mempermalukan dirinya sendiri dengan keluarga besarnya.
Satu jam yang lalu, Lucas sengaja pergi ke apartement Selena untuk memberikan kejutan. Dia tentu mengingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun kekasihnya. Namun, seketika dia dikejutkan oleh dua sosok yang tengah berbincang di depan apartement itu. Mereka adalah Selena dan seorang pria bernama Steven yang tak lain adalah karyawan di perusahaannya. Dia langsung menghentikan langkahnya, lalu memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Steve, kenapa kau datang kemari?" tanya Selena, setelah Steve memberikan kado kejutan ulang tahun untuknya. Tampak satu buket bunga mawar merah dan kotak hadiah berwarna merah muda di tangan Selena.
Selena tampak celingukan, mengedarkan pandangan ke beberapa arah. Sepertinya, dia khawatir jika ada orang lain yang melihatnya bersama Steven.
"Aku sangat merindukanmu, Sayang." Steve tampak merentangkan tangannya seraya akan memeluk Selena. Namun, wanita itu telah lebih dahulu menahan dan menggagalkan aksi kekasihnya.
Hal itu tentu saja membuat Lucas langsung geram melihatnya. Bagaimana tidak? Steve memanggil calon istrinya dengan panggilan "Sayang". Sungguh itu membuatnya seketika naik pitam. Namun, dia tetap berusaha menahan amarahnya dan memperhatikan mereka hingga selesai.
"Tapi kau tahu 'kan, situasinya sangat berbahaya untuk kita? Bagaimana kalau tiba-tiba Lucas melihat kita, lalu membatalkan pernikahan itu?" Selena menunjukkan ekspresi cemas. Dia berusaha menjelaskan kepada Steve tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi, jika Lucas mengetahui tentang hubungan mereka.
"Biarkan saja dia tahu kalau sebenarnya kau adalah milikku," jawab Steve tidak peduli.
"Steve, ayolah ... jangan bertingkah seperti anak kecil. Kau tahu? Rencana kita bisa gagal, kalau kau terus-terusan bersikap seperti ini. Kita tidak akan mendapatkan sepeser pun dari Lucas, kalau aku batal menikah dengannya," jelas Selena yang sontak membuat Lucas seketika mengepalkan tangannya.
'Sial, ternyata dia lebih murahan daripada pelacur di luar sana!' guman Lucas dalam hati seraya menatap sinis sepasang kekasih itu.
"Apa kau benar-benar ingin menikah dengannya, ha?" kesal Steve yang jelas tidak rela melihat Selena menikah dengan pria lain.
"Tentu saja, tetapi itu hanya sementara, Sayang. Nanti, setelah aku berhasil mengambil alih kekayaannya, aku berjanji akan kembali kepadamu." Jawaban Selena kali ini tentu makin membuat Lucas meradang.
Msskipun Lucas hanya memantau dari kejauhan, tetapi dia masih bisa mendengar perbincangan mereka dengan begitu jelas.
"Tapi aku sangat merindukanmu, Sayang. Kau bahkan tidak memiliki waktu untukku, hanya demi pria itu." Steve mulai merengje manja kepada kekasihnya.
Muak. Mungkin itulah yang saat ini ada dalam pikiran Lucas.
"Bukankah kita sudah sepakat dengan rencana ini? Kau bersabarlah sedikit. Kalau sudah saatnya, kita pasti kembali seperti dulu." Selena berusaha membujuk kekasihnya itu.
Seketika Steve mendengkus kesal, karena merasa kecewa akan penolakan sang kekasihnya. Namun, dia tampak berusaha memahami hal tersebut, karena itu memang sudah menjadi rencana mereka berdua.
"Baiklah, aku akan pergi," ucap Steve dengan terpaksa.
"Jangan marah seperti itu. kita akan bahagia setelah ini." Selena seraya menerbitkan senyumannya, seolah-olah merasa yakin bahwa rencananya akan segera terwujud.
"Baiklah, aku paham," jawab Steve, lalu mencium kening Selena. Pria itu pun segera pergi meninggalakan Selena.
Dari kejadian itu dapat disimpulkan bahwa Selena memang tidak benar-benar mencintai Lucas. Kedekatannya dengan Lucas selama ini, hanya dia manfaatkan untuk mengambil kekayaan yang dimiliki oleh calon suaminya. Dalam hal ini, dia sengaja bekerjasama dengan Steve, kekasih dia yang sebenarnya.
Lucas masih diam di tempat. Sungguh, ini sulit sekali untuk dipercaya. Bagaimana bisa dia dibodohi oleh wanita seperti Selena, sedangkan mereka sudah cukup lama menjalin hubungan sebagai seorang kekasih. Namun, tidak sedikit pun dia menaruh kecurigaan terhadap wanita itu.
Dia tidak habis pikir bahwa Selena akan lebih mencintai pria seperti Steve yang jabatan dan kadar ketampanannya jelas lebih rendah darinya.
Beruntung sekali Lucas mengetahui kenyataan itu, sebelum dia resmi menikah dengan Selena. Itu memang sangat menyakitkan. Namun, akan lebih menyakitkan lagi, ketika rencana Selena dan Steve berhasil. Entah akan seperti apa nasibnya, jika hal itu sampai terjadi.
"Baiklah, Selena. Kau akan tahu akibatnya, karena sudah berani bermain-main denganku." Lucas mencebikkan bibir sambil menatap layar ponsel yang sedari tadi berada dalam genggamannya.
Dengan perasaan marah yang masih membuncah di dalam dada, Lucas memutuskan untuk membatalkan pernikahan yang akan berlangsung minggu depan. Tak peduli seberapa cinta dia kepada Selena. Dia tetap akan membatalkan pernikahan itu dan tidak ada yang boleh menghalangi keputusannya, siapa pun itu.
"Selamat tinggal, Selena," ucapnya seraya mengirimkan video hasil rekamannya beberapa menit lalu kepada kedua orang tuanya.
Ya, dia sengaja memberi tahu kenyataan itu kepada kedua orang tuanya, berharap mereka akan memahami keputusan yang sudah dia ambil.
Selain kepada kedua orang tuanya, dia juga mengirim rekaman video itu kepada Selena disertai pesan singkat sebagai tanda perpisahan mereka.
'Maaf, aku tidak bisa menikah denganmu. Selamat tinggal, Selena.'
Melihat kenyataan itu, tentu membuat kedua orang tuanya marah besar. Ayahnya langsung menelepon Lucas saat itu juga dan menyampaikan bahwa mereka tidak ingin pernikahan itu batal, karena mereka tidak ingin menanggung malu.
Semetara itu, Lucas tetap bersikeras dengan keputusannya, sehingga membuat sang ayah memintanya untuk mencari pengganti Selena. Siapa pun itu, asalkan pernikahan tersebut tetap dilaksanakan, mengingat surat undangan yang telah tersebar ke berbagai relasi bisnis mereka.
Sungguh hal ini membuat Lucas sangat frustrasi. Bagaimana bisa dia menemukan wanita pengganti Selena dalam waktu yang hanya tersisa satu minggu?
Situasi rumit yang tengah dia hadapi membuatnya makin emosi. Hatinya benar-benar hancur karena perbuatan Selena dan Steve. Belum lagi dia yang harus segera mencari wanita lain untuk menggantikan Selena.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dia masih sangat mencintai Selena, sehingga tidak akan mudah baginya melupakan mantan kekasihnya itu. Terlebih lagi harus berpaling ke lain hati dalam waktu singkat.
Perasaan emosi yang tengah merajai pikirannya membuat Lucas tidak bisa berpikir dengan jernih. Akhirnya, dia berusaha melampiaskan kemarahannya dengan menyetir dalam kecepatan penuh, sehingga terjadilah kecelakaan antara dirinya dengan Ellena yang saat itu sedang terburu-buru.