Cahaya mentari yang tampak terik, tidak menghentikan langkah kaki seorang gadis dengan rambut hitamnya yang tergerai menyusuri jalan sebuah perumahan. Ia terus melangkah menuju sebuah rumah tujuan. Sesekali ia mengecek ponselnya, meskipun ia tahu tidak ada pesan yang akan masuk atau informasi penting di ponsel itu. Tapi siapa tahu ada pesan tak terduga atau apa? Atau setidaknya ia dapat menghabiskan waktu selama di perjalanan itu. Begitu lah yang ada di pikirannya.
"Assalamu'alaikum. Permisi."
Gadis itu akhirnya tiba di rumah yang ia tuju. Kebetulan sekali mata bulatnya mendapati seorang pria tua di luar rumah itu—lebih tepatnya bagian halaman depan rumah.
Mendengar ada seseorang yang menyahut, Pak Udin mematikan kran air yang digunakan untuk mencuci mobil dan menghampiri gadis itu. "Wa'alaikumsallam. Cari siapa?"
"Saya Caca, teman sekelasnya Ricky, Pak. Apa di dalam ada Ricky, nya?"