Seketika Lascrea pun berbalik setelah merasakan angin dingin yang berembus masuk itu.
"Apa yang-" matanya terbelalak.
***
Kala itu, Allail tengah berjalan kembali ke kamar.
Dengan perasaan yang bahagia, dia berjalan sambil tersenyum dengan tangan yang sudah membawakan makanan untuk permaisurinya tercinta itu.
"Mereka menahanku di sana terlalu lama. Cih, tapi tak apalah. Untungnya mereka menyediakan hidangan kesukaan Lascrea, jadi aku bisa membawakan sesuatu yang sesuai dengan seleranya."
Wusshh!
Kala itu, Allail merasakan adanya aura aneh yang mendekati kamar itu. Setelah dia berjalan mendekati kamar itu, dia pun mendengarkan suara wanita menangis.
Dengan perasaan yang tidak enak, dia pun mempercepat langkahnya. Tak terduga, dia melihat sesuatu yang amat dia takutkan selama ini.
Prak!