"Benarkah? Jadi, lusa aku sudah bisa berangkat ke Chicago?" tanya Xavier memastikan kalau Daniel tidak sedang bercanda.
Duduk di sisinya, Daniel menganggukkan kepalanya membenarkan. Sesaat kemudian, Daniel pun lantas membalas, "Mn. Seperti itu. Aku baru saja membuka ponselku saat bangun tadi dan ada sebuah pesan baru masuk sekitar jam tiga dini hari. Pesan itu mengatakan kalau sopir yang Gibran carikan untukmu bersedia mengantarmu ke Chicago besok lusa. Kurang lebihnya seperti itu."
Xavier menahan napasnya. Ada jejak senang dan bahagia sebab dirinya akan meninggalkan tempat ini. Entahlah, meskipun tempat ini sangat indah, Xavier memiliki firasat buruk di sini. Seperti ... ada sesuatu yang sedang memburu dirinya.
Xavier tidak tahu apakah ini hanya perasaannya saja atau tidak. Yang jelas, ada sesuatu hal yang mengganjal di dalam dada Xavier, kepalanya selalu berbisik meminta Xavier agar sesegera mungkin meninggalkan tempat ini.