Tanganku menangkup pipinya dan meluncur ke rambutnya saat aku bergerak ke arahnya. Aku menariknya lebih dekat denganku, membuat tubuh kami menjadi satu. Kemudian bibirku menemukan bibirnya, dan aku menciumnya dengan lembut, perlahan, dengan hasrat yang tertahan. Aku tidak bisa bercinta dengan istriku dengan tubuhku, tapi aku bisa bercinta dengannya dengan mulutnya, dengan bibirku. Aku ingin mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya, ungkapkan saja kebenarannya dan hadapi konsekuensinya nanti. Bahkan jika dia marah, aku tidak peduli. Bahkan jika dia tidak akan pernah mencintaiku kembali. Aku masih tidak akan menyesal mengatakannya. Aku adalah seorang pria yang mencintai seorang wanita.
Dan aku ingin dia tahu itu.
Aku merasa seperti pria baru.