Ash menatapku lama. "Pulanglah dan mulai dari awal."
Aku mengangkat pandanganku untuk bertemu dengannya.
"Sudah waktunya untuk membicarakan hal yang tidak ingin kamu bicarakan."
Ketika aku pulang, dia sedang duduk di kursi dekat perapian, sebuah buku terbuka di antara tangannya. Dia mengenakan t-shirt longgar dan celana olahraga. Mungkin dia mengenakan pakaian ekstra karena saat itu musim dingin, atau mungkin dia memakainya agar aku tidak melihatnya. Wanita yang dulu aku kenal lebih suka telanjang karena aku bisa membuatnya tetap hangat.
Dia mendongak ketika dia melihatku. "Apakah kamu bersenang-senang?"
Tidak, tidak sama sekali. "Ya."
"Aku senang kamu keluar dari rumah. Kamu pasti merasa terkurung di sini."