Arghi menggeliat dengan gelisah di atas kasurnya yang terasa panas mebakar dirinya. Dia mengira bahwa pendingin ruangan sudah tidak berfungsi lagi, tetapi Arghi masih merasakan hawa dingin samar itu masih menyapu dirinya dany menyadari satu-satunya membuat pendingin ruangan seolah tak berfungsi adalah bahwa panas tubuh Arghi yang meningkat bahkan dia tidak lagi menginginka sebuah selimut hangat itu lagi yang menempel di tubuhnya.
Arghi berpikir bahwa malam kemarin adalah akhir dari penderitaan yang dia alami di mana Arghi tidak lagi merasakan rasa aneh, panas dan sesuatu yang menekannya pada bagian bawah tubuhnya. Namun, ternyata Arghi salah, keinginan Arghi tidak selalu sejalan dengan kenyataan. Dia merasa benar-benar seperti sampah sekarang bagi Arghi.
