"Ga usah pegang-pegang ya kak. Maaf."
"Kenapa si emangnya? Pegang pundak doang juga. Bukan pegang yang lainnya. Kalo di pegang yang lainnya nanti kamu justru malah ketagihan lagi. Hahaha."
"Hahahaha."
Kedua laki-laki itu justru malah menggoda Cantika. Lebih-lebih laki-laki itu tangannya tetap memegangi Cantika dengan seenaknya. Membuat Cantika merasa semakin takut.
"Aksa. Kamu kemana aja si? Aku takut di sini. Tolongin aku, Aksa," ucap Cantika dalam hatinya.
Tidak lama kemudian Aksa melihat Cantika yang sedang di perlakukan tidak baik oleh kedua laki-laki itu. Aksa pun langsung mengampirinya untuk menolong Cantika.
"Woy. Ngapain lu sama Cantika," teriak Aksa membuat kedua laki-laki itu menoleh kehadapannya.
"Siapa lu?"
"Lu ga perlu tau siapa gua. Lepasin tangan lu dari Pundak Cantika sekarang juga."
"Kalo gua gam au giamana?"
"Kalo lu ga mau, lu bakalan berurusan sama gua."
Kemudian Aksa langsung menarik laki-laki yang sudah memegang Cantika dnegan seenaknya. Aksa langsung menghajar orang itu tanpa berpikir nantinya dia akan mendapatkan masalah atau hukuman dari sekolah. Yang ada di pikiran Aksa sekarang adalah hanyalah sebuah emosi. Aksa emosi karena Cantika di pegang-pegang seenaknya oleh laki-laki itu. Padahal Aksa saja selama ini selalu menjaga Cantika dengan sangat baik.
"Kurang hajar lu. Berani lu sama gua?"
Laki-laki itu langsung menghajar balik Aksa. Bahkan temannya pun membantunya. Sekarang Aksa harus melawan dua orang sekaligus. Pertengkaran mereka bertiga juga sudah menjadi pusat perhatian di kantin oleh murid-murid yang lainnya. Tetapi mereka tidak ada yang berani memisahkan mereka bertiga.
"Aksa, udah," teriak Cantika yang sangat mengkhawatirkan keadaan Aksa sekarang ini.
Namun walaupun Cantika sudah meneriakinya supaya Aksa berhenti berkelahi, tetapi tetap saja Aksa menghajar dua laki-laki itu. Aksa belum merasa puas jika kedua laki-laki yang sudah kurang hajar kepada Canrikay itu habis di tangannya sendiri. Hingga akhirnya datang Guru BK ke kantin untuk memisahkan mereka semua.
"Stop! Stop! Stop!" teriak Guru BK itu.
Karena sekarang uang berteriak adalah Guru BK langsung, sehingga mereka bertiga langsung menyudahi perkelahian mereka semua.
"Kalian ini apa-apaan si. Bertengkar di kantin. Mau jadi apa kalian? Mau jadi sok pahlawan di sini? Sekarang kalian bertiga ikut saya ke ruang BK."
Aksa dan kedua laki-laki tadi langsung mengikuti arahan dari Guru BK mereka. Wajah Cantika sekarang sangat khawatir. Dia khawatir jika Akda akan mendapatkan hukuman karena sudah membela dirinya.
"Kamu jangan nangis. Kamu ga usah khawatir ya. Aku ga akan kenapa-kenapa kok. Kamu jaga diri kamu baik-baik ya. Jangan sampai ada yang berani godain kamu lagi," ucap Aksa.
Sedangkan Cantika hanya meneteskan air matanya melihat kepergian Aksa yang di panggil oleh Guru BK hanya karena membela dirinya.
"Ya Tuhan. Semoga Aksa ga enapa-kenapa. Semoga Akds ga di hukum dengan hukuman yang berat. Karena dia emang ga salah. Gua ga bisa diam gitu aja. Gua harus bela Aksa. Gua harus kasih kesaksian buat Aksa," pikir Cantika di dalam hatinya.
Akhirnya Cantika pergi ke ruang BK juga untuk memberikan saksi untuk Aksa. Supaya Aksa tidak mendapatkan hukuman dari pihak sekolah. Karena yang berhak mendapatkan hukuman adalah dua laki-laki yang sudah bersikap tidak sopan dengan Cantika di kantin tadi.
*****
Di ruang BK.
"Kalian berdua ini apa-apaan si. Kenapa kalian sampai bertengkar seperti itu? Kalian berdua juga. Kalian ini kan senior di sini. Malah mencontohkan yang tidak baik sama juniornya di sini," ucap Guru BK itu.
"Dia duluan Pak yang mulai. Dia yang tiba-tiba aja serang saya gitu aja," bela dua orang laki-laki yang sudah menggoda Cantika tadi di kantin.
"Kurang hajar," jawab Aksa sambil ingin menghajar kedua orang itu lagi.
"Tuh kan Pak. Liat sendirian kan sikap dia kaya gimana. Emosian banget, Pak orangnya."
Ketika Aksa sedang di hakimi oleh kedua laki-laki itu, tiba-tiba saja Cantika datang masuk ke dalam ruang BK.
"Bohong. Itu semuanya bohong," teriak Cantika.
"Cantika?" ucap Aksa.
"Kamu siapa? Kenapa kamu ke sini?" tanya Guru BK.
"Saya Cantika, Pak. Saya juga ada di TKP tadi saat Aksa dan dua orang ini berkelahi. Karena sebenarnya semua pertengkaran ini di sebabkan oleh saya sendiri."
"Maksud kamu?"
"Boleh saya jelaskan semuanya Pak? Supaya semuanya jelas?"
"Baik. Kalo gitu silahkan kamu duduk dan jelaskan kronologi yang sebanrnya."
"Baik, Pak. Jadi tadi ceritanya waktu saya duduk di kantin-"
Cantika pun mulai menceritakan semua yang terjadi di kantin tadi. Mulai dari Cantika yang datang ke kantin bersama dengan Aksa hingga akhirnya datanglah kedua orang laki-laki itu dengan sikapnya yang tidak sopan. Sampai akhirnya Aksa membela Cantika dan menghajar kedua orang laki-laki itu.
"-jadi gitu ceritanya Pak. Aksa ga salah. Karena sebelumnya Aksa udah minta baik-baik supaya mereka ga macam-macam sama saya. Tapi merekanya yang ga sopan. Dan di sini saya merasa di rugikan, Pak. Saya bisa aja tuntut semua sikap kedua orang ini ke jalur polisi."
"Jangan dong Cantika. Gua minta maaf deh atas sikap gua yang ga sopan tadi."
"Jadi kalian mengakui kan kalo sikap kalian tadi itu salah? Dan Aksa itu ga bersalah?"
"Iyad eh iya kita ngaku. Kita yang salah. Dan dia ga bersalah. Gua minta maaf sama lu. Tapi jangan bawa kita ke kantor polis ya."
"Iya. Gua juga minta maaf ya. Jangan bawa kita ke kantor polisi."
"Gawat juga kalo kasus ini di bawa ke kantor polisi. Yang ada sekolah ini nama baiknya jadi tercemar," pikir Guru BK itu di dalam hatinya.
"Sudah, sudah. Saran saya, masalah ini jangan di bawa ke kantor polisi ya. Kita selesaikan secara kekeluargaan aja di sekolah ini. Dan saya juga ga akan menghukum Aksa. Tetapi saya akan tetap menghukum kedua orang ini. Karena biar bagaimana pun mereka itu tetap bersalah."
"Baik kalo gitu. Saya terima. Berarti sekarang Aksa udah boleh keluar dari sini kan dengan saya?"
"Iya, boleh. Silahkan."
"Baik. Terima kasih. Permisi."
"Terima kasih. Permisi, Pak."
"Iya, iya. Silahkan."
Akhirnya Cantika dan Aksa diperbolehkan untuk keluar dari dalam ruang BK. Aksa juga tidak mendapatkan hukuman dari sekolah kali ini karena pembelaan dari Cantika tadi. Dan Aksa juga sebenarnya tidak bersalah dalam masalah ini. Dia hanya ingin menjaga Cantika dari dua orang laki-laki yang tidak sopan dengan wanita. Sedangkan kedua orang laki-laki tadi masih tetap berada di dalam ruang BK. Dan mereka berdua akan mendapatkan hukuman dari pihak sekolah karena mereka sudah bersalah dalam masalah ini.
-TBC-