"Kenapa Aksa ga bilang ya ke gua kalo hari ini dia mau ketemu sama gua dan keluarga gua? Apa dia ga senang mau ketemu sama gua?" pikir Cantika di dalam hatinya.
Mamahnya yang melihat Cantika sedang melamun pun langsung merasa khawatir dengannya. Karena Mamahnya takut jika Cantika sakit.
"Kamu kenapa sayang? Kok melamun kaya gitu? Kamu sakit?"
"Eh, engga kok Mah. Aku cuma ngantuk aja kayanya."
"Oh gitu. Yaudah kalo gitu kamu tidur aja dulu. Lumayan kan supaya kamu ga pusing."
"Iya, Mah."
Cantika hanya mengiyakan perkataan Mamahnya. Cantika merasa malu jika dirinya harus jujur dengan Mamahnya tentang perasaannya dengan Aksa saat ini. Cantika pun melanjutkan perjalanannya.
******
Ternyata yang datang lebih dulu adalah keluarga Aksa. Sekarang ini Aksa dan kedua orangtuanya sudah masuk ke dalam Cafe yang sudah di sepakati oleh kedua keluarga tersebut.
"Selamat datang Bapak, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu karyawan yang ada di sana.
"Iya, Mba. Saya atas nama Pak Adhitama. Yang udah booking tempat ini kemarin."
"Oh atas bama Pak Adhitama. Marih saya antar."
Pelayan restoran itu pun mengantarkan Aksa dan keluarga ke dalam tempat duduk yang sudah di booking oleh Papah Aksa. Ternyata Papah Aksa sudah membooking tempat VIP di sana. Sengaja dia lakukan karena dia tidak mau memalu-malukan keluarganya di depan keluarga Cantika nantinya.
"Ini Pak, Bu tempat yang sudah di booking. Ada yang bisa saya bantu lagi?"
"Udah itu aja dulu Mba. Nanti kalo teman saya udah datang, baru saja panggil lagi ya Mba," jawab Papah Aksa.
"Baik kalo gitu saya permisi dulu ya Pak, Bu."
"Iya, iya."
Kemudian pelayan restoran itu kembali pergi untuk melanjutkan pekerjaannya kembali. Sedangkan Aksa dan kedua orangtuanya duduk di tempat yang sudah di booking sambil menunggu kedatangan Cantika dan keluarga.
Selama menunggu, Aksa terlihat sangat bete. Karena yang dia tahu, hari ini Akss akan di jodohkan oleh Putri teman Papahnya yang dia tidak kenal.
"Aksa. Senyum dong. Masa mukanya bete banget kaya gitu si. Ga enak nanti dong di liat sama tamu kita," ucap Mamah Aksa yang hanya di balas dengan tatapan dingin darinya.
Tidak lama menunggu di sana, akhirnya tamu yang dimaksud datang juga. Aksa sangat terkejut dengan kedatangan Cantika di sana. Dia tidak menyangka jika yang dimaksud oleh Papah dan Mamahnya itu adalah Cantika.
"Selamat datang Pak Mahardika, Bu Anjani," ucap Papah Aksa.
"Terima kasih. Maaf ya menunggu lama jadinya."
"Ah engga. Belum lama juga kok di sini. Baru aja kita datang."
"Cantika?" panggil Aksa.
"Hai Aksa," jawab Cantika.
"Jadi yang dimaksud Papah sama Mamah itu Cantika?"
"Iya. Yang kita maksud itu Cantika sayang," jawab Mamahnya.
"Emangnya Aksa ga tau kalo yang datang itu kita?" tanya Mamah Cantika.
"Iya, Bu. Aksa ga tau. Sengaja ga kita kasih tau. Dan Aksa udah marah-marah aja. Sekarang jadi senyum-senyum sendiri kaya gitu kan."
"Apaan si Mah. Ga usah ngeledekin Aksa kaya gitu deh."
"Udah, udah. Ayo silahkan duduk. Kok malah pada diri kaya gini si. Ayo, ayo silahkan," ucap Papah Aksa.
"Iya, iya. Terima kasih."
Akhirnya Cantika dan keluarga duduk bersama dengan Aksa dan keluarga. Aksa masih tidak menyangka jika yang datang adalah Cantika. Kemudian setelah itu mereka semua memesan makanan dan minuman yang ada di sana. Sambil mereka semua saling berbincang-bincang membicarakan hal yang sederhana. Karena sekarang ini adalah pertemuan pertama mereka. Sehingga mereka masih sangat kaku satu dengan yang lainnya. Hingga akhirnya lama kelamaan suasana menjadi semakin mencair.
"Aksa sama Cantika kan udah saling kenal ya. Mereka itu kan teman sekolah. Bahkan teman kelas. Senang banget saya jadinya. Karena ga harus kenalan ulang," ucap Papah Aksa.
"Iya. Walaupun saya baru pertama kali ketemu sama Aksa. Ternyata anak Pak Adhitama ini baik dan sopan."
"Bisa aja Pak Mahardika. Saya harap Aksa dan Cantika bisa mempunyai hubungan yang lebih lagi ya Pak, Bu."
"Iya, Pak. Kalo kita mah gimana anaknya aja nanti."
"Iya, Pak, Bu."
"Papah kenapa si bicara kaya gitu? Pasti maksud Papah sama Mamah itu buat dekatin gua sama Cantika karena Cantika terlahir dari orang yang kaya raya. Padahal gua suka sama Cantika bukan karena hartanya. Tapi karena apa adanya yang ada di diri Cantika," pikir Aksa di dalam hatinya.
Kemudian setelah itu mereka semua melanjutkan makan mereka di restoran tersebut. Hingga akhirnya semua makanan sudah habis dan mereka akan kembali ke rumah masing-masing.
"Ayo Aksa pamit dulu sama Om sama Tante," ucap Mamah Aksa.
"Mah, Pah. Om, Tante. Boleh ga Aksa ajak Cantika keluar dulu sebentar? Soalnya Aksa juga kan bawa mobil sendiri."
Kedua orangtua mereka saling bertatapan sambil tersenyum dengan sikap kedua anaknya yang sama-sama sedang kasmaran sepertinya kali ini.
"Papah sama Mamah si pastinya izinin."
"Om sama Tante juga izinin kok Deon. Tapi pulangnya jangab malam-malam ya," jawab Papah Cantika.
"Iya, Om. Aksa janji, Deon ga akan pulang malam."
"Yaudah kalo gitu kalian pergi aja gih berdua."
"Pamit dulu ya Om, Tante. Pah, Mah."
"Iya. Hati-hati ya kalian berdua."
"Iya."
Kini Aksa dan Cantika pergi meninggalkan restoran terlebih dahulu. Mereka berdua akan pergi berduaan tanpa kedua orangtua mereka. Tidak lama kemudian kedua orangtua mereka pun ikut pergi meninggalkan restoran itu untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
"Kalo gitu saya pamit juga ya Pak, Bu. Terima kasih banyak atas jamuannya. Luar biasa banget," ucap Pak Mahardika.
"Sama-sama Pak, Bu. Maaf kalo ga sesuai apa yang di harapkan oleh Bapak dan Ibu. Kami hanya bisa menyiapkan ini semua," jawab Pak Adhitama.
"Ini semua juga udah berterima kasih banget. Kalo gitu kamu pamit duluan. Sampai bertemu di lain waktu lagi. Marih."
"Iya, iya silahkan. Hati-hati Pak, Bu."
"Iya Pak."
Kedua orangtua Cantika sudah pergi lebih dulu daripada kedua orangtua Aksa. Tidak lama setelah itu Papah dan Mamah Aksa juga pergi meninggalkan restoran itu untuk pulang ke rumahnya.
"Syukurlah Aksa sama Cantika udah sama-sama suka ya kayanya. Papah jadi ga sabar punya menantu Cantika," ucap Papah Aksa.
"Iya, Pah. Sama, aku juga ga sabar. Semoga aja mereka berdua bisa sampai menikah nanti setelah lulus sekolah."
"Iya, Mah. Yaudah sekarang kita pulang yu."
"Iya, Pah."
Untung saja tadi Aksa membawa mobil sendiri juga. Sehingga Papah dan Mamahnya tidak harus kebingungan untuk pulang ke rumah karena Aksa tidak ada bersamanya sekarang ini. Kali ini Aksa sedang menghabiskan waktunya bersama dengan Cantika.
-TBC-