"Engga. Aksa ga senyum-senyum sendiri. Mamah salah liat aja."
"Hmm, iya deh Mamah salah liat."
"Oh iya Mah, Mamah dapat salam dari Mamahnya Cantika. Tante Hanna."
"Oh ya? Kok bisa? Kamu habis main ke rumah Cantika ya?"
"Engga main kok, Mah. Cuma tadi Akss antar Cantika pulang ke rumahnya aja. Soalnya tadi Cantika ga ada yang jemput. Kebetulan ketemu sama Mamahnya."
"Hmm, gitu. Sekarang Mamah jadi tau kenapa kamu senyum-senyum sendiri tadi."
"Au ah Mah. Aksa ma uke kamar dulu kalo gitu. Bye, Mah."
"Iya sayang. Habis itu jangan lupa makan," teriak Mamahnya.
"Iya, Mah."
Aksa pergi meninggalkan Mamahnya ke kamarnya sambil tersipu malu setelah mendapatkan ejekan dari Mamahnya sendiri. Sedangkan Mamahnya masih berdiam diri di ruang keluarga.
"Dasar anak remaja," ucap Mamah Aksa sendiri sambil tersenyum melihat tingkah anaknya yang sudah mulai dewasa.
*****
Ting! Ting!
Malam ini Aksa dan kedua orangtuanya sedang makan malam di rumah. Saking heningnya, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring. Tidak ada pembahasan apapun ketika makan malam. Karena Aksa dan kedua orangtuanya memang tidak terlalu akrab. Itu semua terjadi akibat kedua orangtua Aksa yang biasa meninggalkan Aksa sejak Aksa masih kecil.
"Kamu gimana sekolahnya? Kamu jangan main-main ya sama sekolah kamu. Kamu harus pintar dan bisa gantiin Papah nanti di kantor," ucap Papahnya Aksa.
Aksa hanya diam saja mendengar perkataan Papahnya barusan. Begitu juga dengan Mamahnya yang hanya melirik ke arah Aksa melihat ekpresi Aksa setelah di peringatkan oleh Papahnya. Tidak lama kemudian Aksa menghantikan makannya dan meninggalkan meja makan.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Mamahnya Aksa.
"Aksa udah kenyang, Mah. Aksa mau ke kamar."
Kemudian Aksa langsung pergi meninggalkan meja makan begitu saja tanpa mendengarkan jawaban dari Mamah atau Papahnya terlebih dahulu.
"Tuh, kamu liat kan anak kamu. Ga ada sopan-sopannya. Masa mau main pergi gitu aja. Makannya juga belum selesai kan. Masih banyak kaya gitu," ucap Papahnya Aksa.
"Yaudah Mas, biarin aja. Mungkin Aksa lagi kecapean kali habis sekolah tadi."
"Alah. Kamu belain aja terus anak kamu itu."
Setelah itu Papah dan Mamah Aksa melanjutkan makan malam mereka tanpa Aksa. Sedangkan di dalam kamarnya, Aksa pergi ke balkon kamarnya. Dia duduk di sana sambil memainkan gitar kesayangannya berwarna kayu cokelat muda. Aksa masih memikirkan perkaataan Papahnya tadi di meja makan.
"Papah kenapa si? Papah selalu aja suruh gua buat jadi penggantinya di kantor. Padahal kan cita-cita orang itu beda. Gua ga pingin kerja di kantoran kaya gitu. Gua pinginnya main band. Ciptakan banyak lagu. Emang cuma Cantika doang yang bisa bikin gua bahagia," ucap Aksa di dalam hatinya.
Tanpa sadar Aksa memikirkan Cantika kembali. Ketika Aksa menyadarinya, Aksa pun merasa heran dengan dirinya sendiri. Kenapa dirinya tiba-tiba bisa kepikiran dengan Cantika kembali.
"Cantika? Kenapa gua malah jadi mikirin dia ya? Tapi emang jujur si, Cantika itu bisa bikin gua merasa bahagia dan gua ngerasa jadi diri gua sendiri tanpa harus ada tekanan," sambung Aksa.
Setelah itu Aksa masuk ke dalam kamarnya. Aksa mengambil kertas daan juga pulpen. Kemudian Aksa kembali duduk lagi di balkon kamarnya. Malam ini Aksa ingin menciptakan lagu kembali. Kali ini Aksa akan membuat lagu tentang orang yang ada di hatinya sekarang ini. Siapa lagi kalau bukan Cantika.
Bait demi bait Aksa tuliskan lirik lagu yang berhubungan dengan Cantika. Walaupun banyak coretan ketika membuatnya, tetaapi lama kelamaan akhirnya Akss mampu menciptakan lagu untuk Cantika. Sebuah lagu indah dimana semua liriknya tertuju hanya untuk Cantika. Cantika yang mendnegarnya pasti merasa sangat senang. Karena Cantika bisa menjadi inspirasi bagi seseorang untuk menciptakan sebuah karya.
******
Siang ini Papah Aksa ada meeting dengan perusahaan lauin. Kali ini antar dua perusahaann itu akan membahas kerjasama perusahaan mereka berdua. Papah Aksa tidak tahu harus meeting dengan perusahaan mana saja hari ini. Karena saking banyaknya jadwal meeting Papah Aksa hari ini. Dan yang mengatur semuanya adalah sekertaris kepercayaan Papah Aksa yang sudah bekerja selama 5 tahun belakangan ini.
"Siang ini jam 2 kita ada meeting dengan perusahaan Mahardika di Cafe Bintang, Pak."
Sekertaris pribadi Papah Aksa mengingatkan Papah Aksa kembali.
"Oh, iya. Kalo gitu sekarang kita langsung berangkat aja. Udah jam satu juga kan. Saya paling ga suka di tunggu. Karena itu semua juga bisa jadi penilaian tentang perusahaan kita."
"Baik, Pak."
Papah Aksa langsung berssiap-siap untuk pergi meeting siang ini. Dan akan di temani oleh sekertaris pribadinya untuk mencatat semua hasil meeting kali ini.
Ternyata apa yang di takutkan oleh Papah Aksa benar. Jarak dari kantor ke Cafe tempat meeting lumayan jauh. Belum lagi kondisi di jalan lumayan padat. Tetapi untungnya Papah Aksa bisa datang dengan waktu yang tepat. Justru Papah Akss harus menunggu beberapa menit orang yang mau meeting dengannya. Ketika klien Papah Aksa datang, Papah Aksa merasa terkejut dengan kedatangannya. Karena yang datang itu adalah Papah dari Cantika. Papah Aksa dan Papah Cantika sudah saling kenal sebelumnya. Apalagi sejak Aksa dan Cantika berteman, pasti di antara Papah mereka akan lebih akrab lagi kali ini.
"Selamat datang Pak Adhitama," sapa Mahardika.
"Selamat siang. Pak Mahardika kan?"
"Iya, Pak. Silahkan duduk."
"Terima kasih."
Semua orang yang akan meeting pun duduk di tempat.
"Maaf Pak sebelumnya. Pak Adhitama itu Papahnya Cantika kan ya?" tanya Mahardika.
"Iya, Pak, Benar. Itu Putri saya. Pak Mahardika juga Papahnya Aksa kan?"
"Iya, benar. Ga nyangka ya Pak ternyata anak kita temanan. Satu kelas malahan."
"Iya benar. Tapi jujur, saya belum pernah ketemu sama Aksa."
"Oh gitu. Kalo saya sudah pernah ketemu Putri Bapak sekali. Cantik banget Putri Bapak itu."
"Ah terima kasih banyak. Bisa aja Pak Mahardika."
"Ya sudah kalo gitu kita meeting dulu saja ya. Setelah ini baru kita bahas tentang anak-anak kita."
"Oh iya, iya, boleh. Silahkan."
Setelah membahas tentang anak-anak mereka masing-masing, sekarang Papah Aksa dan juga Papah Cantika memutuskan untuk memulai meeting pada siang ini. Papah Aksa dan Papah Cantika sangat professional dalam bekerja. Walaupun mereka berdua sudah saling kenal dan anak-anak mereka saling akrab, tetapi mereka tetap fokus untuk membahas pekerjaan. Walaupun sebenarnya di dalam lubuk hati Papah Aksa, dia juga ingin mempunyai menantu seperti Cantika. Karena baginya Cantika adalah wanita yang sudah jelas babat bibitnya. Mungkin setelah semua kerjaan selesai, Papah Aksa akan membahas kembaali tentang anak-anak mereka.
-TBC-