Chereads / UNTOUCHABLE LADY / Chapter 27 - Perencanaan Acara Lamaran

Chapter 27 - Perencanaan Acara Lamaran

London, 1847.

"Jika saya pikir kembali perkataanmu ada benarnya Henry !. Ia adalah wanita yang langka bahkan setelah mengetahui jati diri saya , ia tidak pernah sekalipun merubah sikap serta perilakunya tidak seperti wanita kebanyakan yang mengetahui bahwa saya seorang Duke , maka mereka akan merubah sikapnya 180 derajat dan terus menempel agar bisa menjadi seorang Duchess Alvord". Ucap James.

"Sepertinya anda sedang jatuh cinta ,your grace !". goda Henry

"Maafkan saya your grace jika saya lancang tetapi kali ini saya setuju dengan Henry hehe". timpal Paul .

"Emm sungguh bodoh saya jika menyangkal ucapan kalian !". ucap Alvord

"ho ho.. nampaknya Duke Alvord sedang dimabuk asmara dari Lady Matson ". Ucap Henry sembari terkekeh.

"Stop menggoda saya Henry ! akhirnya aku menemukan wanita yang tepat untuk menjadi Duchess Alvord di istinaku ini tidak sepertimu yang hingga saat ini masih terus pergi ketempat pelacuran setiap malam". Sindir James kesal.

"Ohhh tahan emosimu , your grace .. lalu kapan anda akan melaksanakan lamaran ini ?". Tanya Henry.

"Secepatnya , aku tidak ingin Lady Matson berubah pikiran jadi aku akan segera memasangkan cincin di jarinya dan aku tidak ingin ada pria lain yang memasangkan cincin terlebih dahulu !". ucap James

"Bagaimana dengan cincinnya your grace ? pengerajin mengatakan itu membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya ". ucap Paul .

"Your grace, bagaimana jika anda memberikan salah satu cincin mendiang Duchess Alvord terdahulu untuk melamar Lady Matson ?". Henry mencoba memberi solusi atas permasalahan yang sedang dialami James.

"Benar your grace , saya rasa anda masih menyimpan perihasan mendiang ibu anda". Timpal Paul .

"Jika dilihat dari tinggi badan dan betuk tubuh Lady Matson saya rasa cincin mendiang ibu anda akan pas dijari Lady Matson". Ucap Henry.

"Baik, itu ide yang bagus dan saat cincin yang di pesan sudah selesai dibuat saya akan memberikannya pada Lady Matson". Ucap James.

"Lalu kapan anda akan melakukan lamaran itu ?". Tanya Henry.

"Saya tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi . Saya akan menahan Lady Matson di rumah saya hingga 2 hari kedepan dan saya perlu kalian berdua untuk menyiapkan semuanya di halaman belakang rumah saya sebuah makan malam yang romantis hanya untuk kami berdua dan disana saya akan melamarnya !". Ucap James.

"Bagaimana saya harus berkata pada wali Lady Matson, your grace ?". Tanya Henry.

" Maksud anda bibi Cambrige ?". Tandas James.

"Iya benar !".

"Katakan saja padanya bahwa ada beberapa hal terkait dengan pernikahan yang harus saya bahas dengan Lady Matson sehingga Lady Matson harus menginap di kediaman saya untuk beberapa hari kedepan . saya yakin bibi Cambrige akan setuju akan hal tersebut".

"Your grace, saya akui anda sangat percaya diri !". Henry terkekeh meledek.

James menepuk meja kerjanya . "Okay, sudah kita hentikan semua perbincangan ini dan segera atur makan malam untuk besok malam dan saya akan mencari cincin milik mendiang ibu saya".

" Sesuai perintah anda your grace ". Jawab Henry dan Paul.

***

Keesokan paginya Helena terbangun sangat pagi. Ia melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa dirinya masih berada di kamar James . Sang Lady tidak mengenakan apapun selain selimut yang membalut lekuk tubuhnya saat ini. "James... Jamess!". Panggil Helena karena dia tidak tau dimana keberadaan James saat ini.

"James... Jamess... !" . Tidak ada jawaban yang ia dengar . Helena segera bangkit mencari keberadaan James hanya dengan selimut yang melingkar ditubuhnya. Ia berjalan keluar kamar James sebari terus memanggil nama pria itu.

" Your grace !". Sekali lagi ia mencoba memanggil James namun ia tetap tidak mendapatkan jawaban. Pagi ini istana nampak sepi tidak seperti kemarin malam yang ramai dengan para bangsawan. Hari ini semua terlihat tenang bahkan Helena tidak melihat para satupun pelayan yang ada disana. Sang Lady semakin bingung dengan keadaan itu. Ia segera menuruni tangga untuk mencari James.

"James ... saya mohon jangan bermain-main , ini bukan hal yang lucu your grace !". ucap Helena dengan sedikit kesal. Ia terus mencari hingga sampai di meja makan.

"Hai sayang, disana anda rupanya. saya sudah menunggu anda bangun sejak tadi ! mari duduk disamping saya dan sarapan". Ucap James.

Satu meja penuh dengan aneka macam makanan sudah tersedia disana bahkan James sudah berada disana dengan segelas wine ditangannya.

"Kenapa kau meninggalkanku sendirian ?".

"Aku hanya bangun lebih awal dan menyiapkan semua ini untukmu sayang ? apa ada yang salah ?". ucap James

"Setidaknya bangunkan aku terlebih dahulu ". ucap Helena dengan sedikit kesal.

James segera bangkit dan memeluk wanita itu dengan erat lalu mencium keningnya. "Duduk dan mari kita sarapan terlebih dahulu". James menatap Helena dengan seksama . Ia menutut jawaban dari Helena.

"Baiklah ". ucap Helena

Tidak sampai disana James membalikkan tubuh Helena dengan cepat lalu menarik selimut yang sejak tadi menutupi tubuh indah Helena .

"JAMES APA YANG HENDAK ANDA LAKUKAN !". teriak Helena.

James segera memeluk tubuh Helena dari belakang dengan erat. "Berada di dekatmu membuatku darahku cepat mendidih ! saya tidak dapat menahan diri jika anda hanya mengenakan selimut untuk menutupi diri anda seperti itu". ucap James.

"James ini waktunya kita untuk sarapan !". ucap Helena.

"Ahh benar ". Pria itu tetap memeluk tubuh Helena dan segera duduk di kursi lalu menaruh tubuh sang Lady di atas pangkuannya. "Nah anda bisa menikmati sarapan anda ". ucap James

"Bagaimana dengan anda your grace ?". Tanya Helena.

"Saya akan menikmati santapan pagi yang ada di pangkuan saya saat ini ". ucap James sembari meremas kedua buah dada Helena.

"ahhh... ahhh James hentikan ini bukan ... ahhh saat yang tepat aaahhh...". Helena mencoba untuk menolak namun James terus mencoba memprovokasi Helena.

"Nikmati saja sarapanmu yang ada di meja pagi ini sayang !". ucap James.

"Bagaimana bisa aku ahhh.... Jameess.... jangan terus menggodaku". Helena mencoba untuk mengelak.

Namun James terus meneruskan aksinya dengan meremas payudara Helena dan menciumi lekuk leher serta punggung wanita itu dengan penuh perhatian.

"Ahhh... Jamess... ahhh bagaimana jika ada pelayanan diistana yang mendengar kita ahhh...".ucap Helena.

James tidak mengiraukan apa yang dikatakan oleh Helena. James segera mengangkat tubuh Helena dan menaruhnya diatas meja makan. "James aku mohon biarkan aku makan dengan tenang". Pinta Helena.

"Tidak sayang, anda yang membuat saya gila sekarang saatnya saya untuk berbagi sedikit kegilaan saya pada anda". Ucap James sembari memasukkan jarinya kelubang kenikmatan Helena.

Seketika Helena mendesah. "Ahh... James.. ahh".

"Iya benar terus sebut namaku karena aku senang mendengar namaku diantara suara desahanmu sayang ". Dengan tidak menghentikan jarinya , James juga mendaratkan lidahnya pada puting Helena dan sesekali mengecup serta menjilatnya.

James terus melakukannya hingga membuat Helena cukup basah . "Sayang, apakah kamu siap untuk menerima menu utama pagi ini ?". Tanya James dengan senyum penuh makna.

"James... ahhh please, I want you ". ucap Helena

Mendengar jawaban itu membuat James menjadi senang dan segera memasukkan seluruh kejantannya kedalam lubang kenikmatan Helena. "Ahhhh ..... ". Desahan Helena terdengar setelahnya.

"I love you , Helena !". ucap James yang diakhiri dengan ciuman di bibir Helena setelahnya.