London 1847
Lady Helena baru saja membuka matanya. Ia melihat sekeliling kamar dengan mata yang masih sedikit tertutup. "Good Morning, Darling". Suara berat dan dalam sekejap membuat mata Helena terbuka lebih lebar . Ia segera mencari asal suara tersebut.
Nampak seorang pria duduk di sebuah kursi di ujung kamar Helena. Pria tersebut menutup wajahnya dengan segenggam bunga mawar merah. Sontak hal tersebut membuat Helena terperanjat, terduduk di atas kasurnya. "Siapa anda ? Bagaimana anda dapat masuk ke kamar saya ?". Ucap Helena sembari mencoba menutupi badannya dengan selimut.
"Tidak perlu takut sayang ini saya, James ". Ucap James sembari menggeser bunga yang menutupi wajahnya. Pria itu segera berdiri lalu berjalan mendekat ke arah kasur.
Helena menghela nafas kuat. "Bagaiamana anda dapat berada di kamar saya sepagi ini ?".
" Cukup mudah, saya hanya perlu memanjat pohon di samping jendela kamar anda untuk meraih jendela kamar anda lalu saya akan masuk melewatinya". James tersenyum. "ini sedikit hadiah untuk anda".
Helena mengambil bunga yang diberikan oleh James. "Terima kasih tapi bagaimana anda bisa tau bahwa saya menyukai bunga "
James terkekeh. "Mungkin hanya tebakan yang beruntung."
"Ohh yea , anda pandai menebak lalu apakah ada hal yang penting hingga anda harus datang ke kamar saya ?".
"Sejujurnya tidak ada, tapi hari ini ada pesta kebun semua orang di town akan hadir di sana".
"Lalu ?".
" jika mengingat apa yang telah terjadi diantara kita , saya rasa sudah saatnya saya mengatakan bahwa kita merupakan pasangan kekasih jadi saya hanya ingin tau gaun apa yang ingin anda gunakan karena saya ingin menserasikan pakaian saya dengan anda". ucap James.
Helena tersenyum dan menaruh bunga pemberian James keatas kasur. "Baiklah your grace , saya akan menunjukkan gaun apa yang akan saya gunakan nanti." Gadis itu segera berdiri menuju lemari pakaiannya untuk menunjukan gaun yang ia maksudkan.
Disamping lemari pakaian helena terdapat cermin yang tingginya kurang lebih 2 meter dengan lebar 1,5 meter. Cermin tersebut dibingkai dengan kayu yang memiliki ukiran indah mengitari sekeliling cermin. Sedangkan disebelah cermin terdapat sebuah meja kecil dan kursi yang biasanya Helena gunakan untuk merias dirinya.
" Gaun berwarna biru tua yang akan aku gunakan nanti ". Ucap Helena sembari menunjukkan gaun tersebut kepada James .
"Gaun yang indah ". Ucap James sembari mengambil gaun tersebut dari tangan Helena dan langsung melemparnya keatas kasur.
James bergerak meraih pinggang perempuan itu untuk di dekatkan kepada tubuhnya sendiri. Gaun tidur yang Helena gunakan saat itu cukup tipis dan membentuk lekuk tubuhnya sehingga James dapat menembus pandangannya langsung melewati kain tersebut. James kemudian mengangkat dagu Helena sehingga pandangan mata mereka saling beradu. "Akhirnya saya dapat memiliki bunga yang paling indah ini". Ucap James pada Helena.
Helena tersenyum lalu mengecup bibir James dengan ciuman singkat. "Tidak sayang , aku menginginkan lebih dari itu". Ucap James menuntut.
"Apa yang anda inginkan, my man ?". Tanya Helena dengan tatapan menggoda.
"Jangan tatap saya seakan anda tidak mengetahuinya, Helena". Ucap James sembari memutar tubuh Helena.
Sekarang Helena berdiri didepan James dengan posisi memunggunginya. Sedangkan James berdiri dibelakang Helena dengan kedua tangan yang masih berada di pinggang perempuan tersebut. "It's time for me to get breakfast". ucap James sembari membuka pakaian Helena.
Setelah semua pakaian Helena berada di lantai. James kemudian memeluk Helena dengan erat dari belakang. Tangan kiri James berada di leher Helena sedangkan tangan kanannya melingkar diperut wanita itu. James mendekatkan bibirnya pada telinga kanan Helena. "Pastikan jangan memejamkan mata anda dan terus melihat bayangan kita berdua disana". Bisik James.
James mulai menurunkan tangan kanannya ke arah kemaluan Helena sedangkan tangan kirinya beralih kebuah dada perempuan tersebut. "Aaahhh". Helena mulai mendesah ketika sentuhan kedua tangan James bergerak bersamaan. "Ingat jangan pejamkan matamu karena ini akan membuatmu menikmati sensasi yang lebih nikmat nantinya". Ucap James yang terus memprovokasi Helena.
"Aaahhh James apa yang anda lakukan ... aaahhh ahh mmm , bagaimana jika orang lain tau anda berada di kamar saya". ucap Helena dengan nafas yang tidak teratur.
"Hmmm saya tidak terlalu khawatir soal itu karena bibi Cambrige tau bahwa saya adalah tunangan anda"
"Aaahhh mmm ahhh ". Helena kembali mendesah. Gadis masih terus melihat bayangan dirinya dan James yang berada di cermin. Helena melihat James yang terus memainkan tangannya di lubang kenikmatan miliknya dan buah dadanya membuat wanita itu sedikit hilang kendali dan terus mendesah sebagai gantinya.
James mulai mencium leher Helena. Pria itu terus memprovokasi Helena tanpa jeda. Ia juga senang mendengar suara desahan yang keluar dari mulut Helena. James kemudian mengentikan sebentar aktivitasnya untuk membuka celananya. Ia kemudian mengeluarkan kejantannya dan langsung mengosokannya diantara pangkal paha Helena.
Kini kedua tangan James berada di buah dada Helena. Ia memainkan kedua puting Helena dengan cara memilinnya. Hal tersebut membuat Helena semakin tidak dapat mengatur nafas beserta suaranya. "Aaaahhh James , tolong aku tidak dapat mengendalikan tubuhku... aaaahh mmm ahhh ."
James kembali berbisik. "Katakan sayang , apa yang anda mau jika anda tidak mengatakannya saya tidak akan memberikannya dan sebagai gantinya saya akan terus memprovokasi anda".
"Aaaahhhh yeaa James yeaa aaaahh ". Helena kembali mendesah.
"Katakan sayang , apa yang anda inginkan ?". James terus memprovokasi Helena.
"Aaahhh I want you James !!! Aaaahhh , please !".
"Baiklah sesuai dengan permintaan anda , my Lady. ". James dengan cepat mengeser tubuh Helena yang awalnya berada di depan cermin bergeser kearah meja lalu membungkukkan tubuh gadis itu. James tanpa perlu waktu yang lama langsung menghujam memasukkan kejantanannya ke kekemaluaan Helena yang membuat wanita itu seketika berteriak.
"Untuk kali ini saya tidak akan berlaku lembut ! saya akan melakukannya dengan cepat dan sedikit kasar karena setelah ini kita berdua harus menghadiri pesta kebun." James kemudian memompa dengan penuh gairah. Sedangkan Helena sepertinya sudah tidak dapat mengontrol dirinya sendiri dan hanya mengikuti gerakan James.
"Saya akan membuat penuh , sayang". Ucap James.
"Ahhh James Ahhhh.... ". Helena terus mendesah.
Tak lama Helena merasakan ada semburan cairan hangat yang kembali memenuhi isi perutnya. Sementara sebagian lainnya mengalir dipaha dan menetes dilantai. "Aaahhhh ... !". Nafas perempuan itu juga sedikit terengah-engah seperti telah berlari beberapa meter.
"Saya akan menjemputmu untuk pesta kebun itu jadi bersihkan dirimu dan gunakan gaun yang ada di atas kasur itu". Ucap James sembari kembali merapikan celananya.
Helena membalikkan badannya. "Sekarang anda mau kemana ?".
"Saya harus kembali untuk berganti pakaian dan kita bisa melanjutkan kenikmatan ini nanti malam". James mencium bibir Helena lalu pergi melalui jendela .