Lima menit setelah Zeana mengetahui fakta bahwa bunga itu beracun, Zeana memberanikan dirinya untuk mengambil bunga itu dan mengendap-endap keluar dari perpustakaan.
Zeana bahkan berjalan cepat, lincah menghindari sorotan kamera cctv yang nantinya akan membuat jalannya meninggalkan jejak.
Zeana bersandar di dinding dapur tepat di samping kulkas khusus ikan, tatap matanya berlarian ke arah dapur di mana para maid sibuk melakukan tugas masing-masing.
Zeana melirik salah satu maid bertubuh gempal yang sedang mengiris tomat dan wortel, di sampingnya, temannya sedang mengupas bawang.
Zeana berjinjit agar tak mengeluarkan suaranya, berjalan dengan jantung berdetak kencang, lalu meletakkan buket bunganya di tempat sampah.
Zeana merasa tempat itu adalah yang paling aman untuk bunga yang katanya beracun ini. Ia tak mungkin membuangnya di tempat sampah kamarnya yang selalu berisi barang kering, yang artinya hanya akan dibuang beberapa hati sekali.