"Kenapa lo sampe berani dorong gue ke kolam?"
"Apa?!" Tuan Tamma bangkit berdiri dengan raut murka yang tak dapat disembunyikan lagi.
"Benar Tuan, kemarin lusa, saya tenggelam dalam kolam renang sedalam lima meter, putri Anda yang mendorong saya ke dalamnya," jelas Zeana dengan nada pesakitan yang semakin membuat Tuan Tamma berang.
"Zeana tidak salah bicara kan?" Nyonya Tamma tak bisa mudah percaya begitu saja, meski mata kepalanya sendiri melihat putrinya, Felisha bergetar ketakutan.
Tuan Tamma melirik istrinya, lalu menatap Zeana gusar. "Benar, Anda tidak bercanda bukan? Maksud saya, rak ada surat peringatan apa pun dari sekolah yang terkirim kepada kami," elak Tuan Tamma dengan nafas tak beraturan karena emosi.
"Itu karena saya berbaik hati tidak membawa kasusnya pada sekolah, saya melarang teman saya yang merupakan anak dari kepala sekolah untuk melapor pada ayahnya," pungkas Zeana, membuat Tuan Tamma bergetar.
"Felisha?" panggil Nyonya Tamma dengan suara bergetar.