Zeana meletakkan tasnya di meja, lalu duduk di kursinya dengan gaya khasnya, gaya anggun namun beraut wajah malas.
"Enak kan liburnya?" tanya Sheryl.
Zeana menoleh dan menelengkan kepalanya saat menatap Sheryl, matanya menyipit. "Lo ga seharusnya ngelakuin itu."
"Kenapa? Gue udah berusaha jadi teman yang baik, Ze? Gue rasa lo belum bener-bener pulih," elak Sheryl.
Zeana menggeleng, "Gimana kemarin? Ada ulangan apa? Pr-nya apa aja? Tugas kelompoknya gimana? Dan presentasi kemarin dapat nilai berapa? Ada remedi ga buat yang ga masuk?"
Mendapat pertanyaan beruntun dari Zeana, Sheryl menelan ludahnya. Diam-diam melirik ke arah Kaesha yang sedari tadi diam tanpa berniat membantunya.
"Kita udah kelas sembilan, Ryl!" peringat Zeana.
"Ini masih semester ganjil, Zeana sayang!" pekik Sheryl gemas.
"Lo yang paling tahu kalo gue gak pernah main-main sama apa pun yang berhubungan sama sekolah," ketus Zeana.