Ryu menatap Nathan dalam diam, suara Zeana yang merengek tak berhenti menggaung dalam pendengarannya, sayangnya kini fokusnya teralih sepenuhnya pada kakak sang pacar yang tampak terguncang dalam diamnya.
Ryu menelan ludah pahit, ada yang buruk dalam pandangan Nathan yang menerawang tersebut. Mereka berdua sama-sama laki-laki, dan ia mengetahui jelas hal itu.
Ia melirik sang pacar yang berkoar-koar gembira, menganggap bahwa diamnya sang kakak adalah persetujuan.
Ryu memanggil Zeana pelan, "Ze!"
"Ha?" jawab Zeana.
"Keluar, yok!" ajak Ryu.
"Ke mana?" balas Zeana bertanya, bingung kenapa ajakan Ryu begitu mendadak.
"Ke.. mana aja. Ke mall mau?" tawar Ryu secara asal. Pikirannya kini hanya terfokus bagaimana Zeana harus keluar dari mansion ini secepatnya.
Zeana menoleh pada Nathan yang masih diam, "Gue boleh keluar?" tanya Zeana pada Kakaknya.
