Terkadang bentakan lebih dibutuhkan ketimbang ucapan sarkas yang menembak ulu hati. Bukan alasan, bicara nada tinggi sering kali dibutuhkan untuk membuat lawan mundur dan mengerti, bagaimana perasaan kita tersalurkan melalui amarah tersebut.
...
"Don't touch me," lirih Davio denagan segala penekanannya. Davio melirik tangan Daiki yang mencekal erat lengan kanannya, lalu melayangkan tatapan maut penuh kebencian.
"Tangan mu.. pelipis mu kenapa?!" Daiki menarik Davio ke arahnya dan meraih kepala Davio.
Davio menyentak tubuh Akemi dan menghempaskan tangannya yang akan menyinggahi pelipisnya.
"Biarkan aku pergi!" Davio melangkahkan kakinya.
Namun, Daiki mengejar. "Ayolah Dav, aku akan obati dulu luka-luka mu, setelah itu kita bisa pergi," mohon Daiki.
Davio mengelus lengannya, berusaha tak terpancing amarah dan tetap bersikap anggun. Ia mengeluarkan ponselnya, lalu membuka salah satu kontak dan menunjukkan pada Akemi yang langsung memucat.
«Yamamoto Seiran»