"Kenapa tak membiarkannya hinggap lebih lama?" tanya Maise penasaran.
Atha menggeleng, "Aku bukan tempat hinggap yang tepat, aku berharap kupu-kupu itu hinggap di sekuntum bunga yang baru mekar."
Pikiran Atha terbang pada buku-buku kuno yang berjajar rapi di rak dalam perpustakaan pribadi Gretta, ia dahulu sering mendapati gambar-gambar sketsa yang amat menarik di dalamnya.
Dan yang paling ia ingat adalah, kupu-kupu dengan sayap sobek yang sebenarnya indah sedang hinggap di sebuah bunga yang layu.
Maise tertawa pelan, "Kau sangat berperikehewanan," canda Maise. Padahal dalam hatinya, ia ingin melihat kupu-kupu bersayap indah itu lebih lama.
Ayolah.. wanita mana yang tidak menyukai keindahan, terlebih itu adalah sebuah sayap kupu-kupu? Dan keindahan pada diri Atha, seolah melengkapi keindahan yang kupu-kupu itu tebarkan.