Ternyata kamu sudah tumbuh sedewasa ini, aku tak menyangka waktu begitu cepat berlalu.
Rasa hangat ketika melihatmu ternyata masih tetap sama, rasa nyaman ketika memelukmu ternyata tak berubah, rasa ketika aku merasa ingin memilikimu ternyata masih belum pudar.
...
Arata berdecak ketika apa yang ia duga terjadi. Ia merutuk dirinya sendiri yang membuat Davio dalam keadaan tidak baik, bisa-bisa Akemi akan menganggapnya ayah yang tidak bisa dipercaya, paman yang tidak becus menjaga keponakannya.
"Papa, Davio wa doko?¹"
"Kita bicara di pesawat saja, disana lebih baik." Arata memandangi halaman asrama anak tunggalnya yang tampak sepi, hanya segelintir orang yang lalu lalang.
Akemi mengangguk, meski tatapannya pada sang ayah tidak berubah, penasaran dan ada sedikit sorot khawatir.
"Pa, Davio.. baik-baik aja kan?" Akemi menghentikan langkahnya, membuat Arata mau tak mau juga menghentikan langkahnya.