Aku hitam dalam kegelapan, aku putih di antara cahaya. Aku adalah yang selalu berubah untuk tak terlihat. Aku samar, aku abstrak, aku adalah suatu pembauran, aku adalah suatu penyatuan. Aku nyata.
...
Angin sore membelai rambut Davio yang tak tertutup hijab, rambutnya yang tergerai panjang diikat oleh simpul tali berwarna hitam.
Davio bersandar pada dinding pembatas rooftop yang lumayan tinggi, matanya menatap lurus ke depan. Di mana kumpulan juniornya yang merupakan geng sedang sibuk dengan makanan mereka masing-masing.
Davio menyilangkan tangannya, berjalan ke sisi lain rooftop, lalu meraih tumpukan balok dan duduk di atasnya. Davio menatap ke arah barat, di mana senja mulai memancarkan kilaunya, sedangkan lapangan basket berada dalam naungan cahaya tersebut.
Sorak sorai terdengar dari arah bawah, para gadis berjerit-jerit ketika Archer sang ketua OSIS sekaligus raja basket berhasil memasukkan bola basketnya ke dalam keranjang.