Yang dihargai tak selalu sama dengan yang dianggap. Kedua hal itu berbeda makna, tapi kebanyakan orang menganggapnya sama.
...
Zevanya menatap langit-langit UKS yang tampak begitu buruk dalam pandangannya. Dua jam yang lalu, ia meminta tolong pada Narda untuk membawanya ke UKS.
Pelajaran matematika membuatnya pusing tujuh keliling.
Sebuah suara dari luar ruangannya membuat Zevanya merasa terusik, ia memutuskan duduk dan mencoba mencuri dengar.
"IPA? Bukannya sekarang kelasmu lagi pelajaran sejarah?"
Suara yang amat dikenal Zevanya membuat mata Zevanya terbelalak. Ia kenal pemilik suara ini, lelaki yang mendekati sempurna yang amat ia cintai.
"Sok tahu banget, sih! Udah deh, ga usah ngerecokin hidup orang mulu!"
Kali ini, pemilik suara indah tersebut adalah seorang gadis yang tak disukai Zevanya. Gadis yang sampai sekarang masih ada perang dingin dengannya, dan Zevanya tak berniat untuk menyudahinya.