Dia adalah harta, dia adalah kunci, dialah lambang keluarga ini. Bagaimana bisa aku membiarkannya tersakiti, meski tersangkanya adalah putraku sendiri?
...
Akemi jatuh terjengkang ke sofa panjang ruang tamu, Arata menamparnya keras.
"For the first time I'm really disappointed in you Akemi. You hurt her!"
"Pa.. I'm just taking care of it! I don't want to lose her again!"
"Tanpa kamu sadari, kamu telah begitu banyak kehilangannya!" Arata menampar Akemi sekali lagi.
"Pa, ini-"
"Kenapa? Aku sebelumnya tak pernah semarah ini padamu! Kamu tahu, bahwa jika eyang tahu hal ini, aku sekalipun tak akan bisa menyelematkan mu!"
Akemi tertunduk.
Arata mendekat dan menengadahkan tangannya pada anaknya.
"Apa?" tanya Akemi tak mengerti.
"Kemarikan kunci kamar Davio," pinta Arata setengah memaksa.
Akemi dengan berat hati menyerahkan kunci hitam yang sedari tadi ia kantongi. Arata menyahutnya dan berjalan cepat ke lantai 2, tempat kamar Davio berada.