Zeana sudah bisa berjalan meski dengan langkah patah-patah, sudah lima hari ia mendekam di rumah sakit, lima hari pula ia berusaha menekan dalam-dalam harapannya tentang keinginannya bertemu dengan Ryu.
Nathan yang biasanya selalu berada di ruangan yang sama dengannya untuk mengerjakan pekerjaannya, kini sedang keluar entah dengan alasan apa.
Kesempatan ini, Zeana manfaatkan intuk keluar dari kamar rawatnya. Sebenarnya, sebelum ini ia sudah pernah melakukannya, namun pada saat itu, ia terlalu takut untuk jatuh, akhirnya ia memutuskan untuk kembali.
Dengan langkah tertatih, ia berjalan keluar kamarnya. Berpapasan dengan para suster yang menyapanya. Hari masih pagi, bahkan sarapan belum juga diantar ke kamarnya, tapi kegiatan di luar ruangannya sudah amat padat.
"Zeana? Lo keluar kamar lagi?"
Bahu Zeana menegak ketika mendengar suara yang amat ia kenali, suara kakak sulungnya. Wait, apa yang dimaksud kakaknya dengan kata 'lagi?'