"Tenanglah. Tenang …"
Manajer itu benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merasa bahwa ia telah melakukan sesuatu yang salah sejak awal. Seharusnya ia tidak menuruti Ella dan memprovokasinya.
Sekarang, bagaimana cara ia menyelesaikannya?
Pria di hadapannya itu juga merasa kesal. "Hei, kamu galak juga yang ternyata. Kamu bekerja di sini untuk menjadi jalang agar bisa meningkatkan statusmu?"
Nada sinisnya akhirnya membuat Ella tidak bisa menahan emosinya lagi.
Ia melangkah maju. Tepat saat ia mengangkat tangannya dan hendak memukul pria di hadapannya itu, seseorang menahan tangannya terlebih dahulu.
Ella menoleh dengan marah, sudah siap untuk berteriak kepada siapa pun itu yang menghentikannya.
Tetapi orang yang ia lihat adalah Christian.
Wajahnya masih sama seperti yang Ella ingat di benaknya. Bedanya, penampilannya sedikit kuyu sehingga ia terlihat tidak setampan biasanya.
"Christian?"
Kemarahannya langsung menguap dalam sekejap.