Nathan mengerutkan bibirnya saat memikirkan mengenai hubungan di antara ayanya dan wanita jelek itu. Setiap kali ia mengingatnya, ia merasa kesal. Apakah wanita itu tidak malu memonopoli ayahnya setiap saat? Bahkan ayahnya sampai tidak punya waktu untuk menemaninya!
Ella merasa ada sesuatu yang aneh di dadanya. Ia sudah mengetahui hal ini dari berita. Lalu, apa yang ia harapkan? Saat berada di rumah Christian, ia benar-benar ingin melarikan diri dan pergi dari sana. Tetapi setelah ia pergi, mengapa ia masih merasa tidak senang?
Ella segera menekan kembali perasaannya dan memaksakan senyum di wajahnya. "Ayahmu juga punya kehidupannya sendiri. Ia punya pekerjaan yang harus diurus. Agar bisa membayar biaya makanmu!"
Nathan hanya cemberut saat mendengar godaan Ella. Tetapi ia tidak bisa mengatakan apa pun. Akhirnya ia menyerah dan memutuskan untuk berjalan lagi.
Ella hanya bisa menatap Nathan dengan tatapan lembut dan membawanya pergi ke toko es krim.