Chapter 17 - Pekerjaan

Ella benar-benar menyesali kesialannya. Ia hampir saja mendapatkan kesempatan, tetapi kesempatan itu lewat begitu saja di depan matanya.

Sambil terus menyesalinya, Ella berusaha untuk mencari pekerjaan.

Ia tidak bisa terus berdiam diri. Ia membutuhkan uang untuk makan, untuk biaya tempat tinggal, untuk hidup.

Ia butuh uang untuk membeli pakaian dan untuk menemui Christian lagi.

Namun sayangnya, semua pekerjaan yang ia temukan membutuhkan lulusan sarjana. Ia menundukkan kepalanya dan mengingat kembali ke masa lalu. Bagaimana bisa ia dijebloskan dalam rumah sakit jiwa bahkan sebelum ia bisa merasakan pengalaman kuliah?

Rasa sedih yang luar biasa tiba-tiba saja membanjiri hatinya. Ia telah melewatkan masa mudanya di sebuah tempat yang bagaikan neraka.

Ia tidak sempat merasakan kuliah, tidak sempat merasakan lulus bersama dengan teman-temannya, tidak sempat melihat ayahnya bangga terhadap dirinya …

Tetapi semua itu juga karena kesalahannya sendiri. Dulu, ia pikir ia sedang mengandung anak Haikal dan ia tidak ingin kehilangan anak itu.

Ia berusaha untuk mempertahankannya demi membangun keluarga bersama dengan pria yang dicintainya.

Namun sayangnya, semua yang ia dambakan hanyalah imajinasi belaka. Kenyataannya, ia didorong ke dalam jurang neraka yang terdalam dan dibiarkan membusuk di sana tanpa ada yang membantunya.

Ia sendiri yang membangunkan dirinya dari kegelapan. Ia sendiri yang mengangkat dirinya untuk menuju ke kebebasan. Ia sendiri yang mendorong dirinya untuk melangkah lagi dan membalas dendam atas semuanya.

Ella memandang layar ponselnya dan menemukan berbagai lowongan di internet. Tetapi tidak banyak yang persyaratannya bisa ia penuhi.

Satu-satunya yang sesuai dengan kriterianya hanyalah pekerjaan sebagai pelayan.

Di malam hari.

Sebuah bar besar terletak di daerah yang paling ramai di pusat kota. Semua orang yang keluar dan masuk adalah orang terkenal atau orang berduit.

Ella melihat layar ponselnya dan kembali memandang bar tersebut.

Lima tahun lalu, ia adalah putri dari keluarga yang kaya. Ia begitu dijaga oleh keluarganya sehingga ia tidak akan dibiarkan masuk ke dalam tempat seperti ini. Tetapi ia juga pernah mendengar mengenai pekerjaan di sana.

Matanya terpaku pada gaji yang ditawarkan oleh tempat tersebut.

Enam jam per hari, dua ratus ribu per jam.

Itu adalah godaan yang sangat menarik.

Persyaratannya pun sangat sederhana. Ia hanya harus tampil cantik dan berpenampilan menarik. Selain itu, ia harus pandai berbicara.

Sepertinya, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang cocok untuknya yang tidak memiliki gelar.

Ella benar-benar tertarik.

Kalau ia ingin Christian tetap tertarik padanya, tentu saja ia harus berdandan dan memakai pakaian yang terbaik. Untuk mendapatkan semua itu, ia harus memiliki uang.

Setelah ragu sejenak, ia membulatkan tekadnya. Ia mengganti pakaiannya dengan sebuah gaun merah dan memakai riasan yang tebal sebelum berangkat.

Sebelum malam tiba, bar tersebut sangat sepi. Tidak ada satu orang pun yang berkunjung.

Ella mengeriting rambutnya menjadi curl yang seksi. Matanya yang indah dirias dengan cukup tebal. Ia masuk ke dalam bar dan bertanya dengan suara lembut. "Permisi, saya dengar bar ini mencari pelayan?"

Penjaga bar tersebut melihat wanita di hadapannya dan merasa napasnya goyah. Ia sudah bekerja di tempat itu selama bertahun-tahun dan ini pertama kalinya ia melihat wanita yang tidak hanya cantik, tetapi juga sangat menggoda.

"Silahkan masuk dan cari manajernya langsung."

Saat berhadapan dengan wanita secantik itu, wajah penjaga yang sangar langsung berubah melunak.

"Terima kasih," Ella tersenyum dengan manis dan berjalan melewatinya.

Mata penjaga itu terus terpaku pada tubuh Ella, tidak ingin mengalihkan pandangannya.

Mungkin karena ini masih siang, bar tersebut terlihat sangat terang, tidak menunjukkan kemewahannya saat di malam hari.

Saat malam, bar itu dihias dengan begitu mewah dan indah seolah ingin menunjukkan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membangun tempat tersebut.

Ada beberapa wanita yang sedang duduk di bar sambil memegang cocktail mereka. Mereka tertawa sambil bercanda dengan sang bartender.

Ella melihat ke sekelilingnya dan bertanya pada beberapa orang yang terlihat seperti pelayan, mencari manajer bar tersebut.

"Nona, ada yang bisa saya bantu?"

Pria yang merupakan manajer bar tersebut juga memiliki penglihatan yang sangat bagus. Meskipun dari pakaiannya Ella tidak menonjol di sana, tidak ada yang bisa menutupi aura seseorang.

"Saya melihat lowongan di tempat ini dan ingin melamar."

Manajer itu melihat Ella dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. "Nona, apakah kamu tahu persyaratan dari pekerjaan kami?"

"Menemani pelanggan," kata Ella sambil terkekeh. "Dan menuruti semua permintaannya."

Ella bukan lagi gadis polos seperti lima tahun lalu.

Manajer tersebut mengangguk dan menepuk pundaknya. "Ikutlah denganku."

Wanita di hadapannya itu sangat cantik dan menarik. Manajer tersebut tidak punya alasan untuk menolak wanita seperti itu.

Dan dari matanya, manajer itu tahu bahwa wanita tersebut memang muda, tetapi memiliki banyak pengalaman.

"Tidak perlu melakukan sesuatu yang kamu tidak mau. Bar ini bar kelas atas. Orang-orang biasa tidak akan mampu membeli kita," tambah manajer tersebut.

Ella mengangguk. "Terima kasih, manajer."

Setelah itu, manajer tersebut mengajak Ella menuju ke sebuah ruangan. Ruangan itu dipenuhi dengan kabinet-kabinet untuk pegawai.

Manajer tersebut membuka sebuah kabinet dan berkata, "Ini adalah ruang ganti. Seseorang akan membawakan baju kerjamu nanti. Setiap hari kamu harus bekerja enam jam. Apakah kamu keberatan?"

"Tidak."

Ella memandang sekelilingnya. Ruangan itu sangat bersih dan terang.

Setelah manajer itu keluar, bibir Ella memancarkan senyum puas. Gaji di tempat ini sangat tinggi. Ia yakin ia bisa mengumpulkan cukup uang dengan cepat untuk membeli gaun baru. Setelah menimbang-nimbang, Ella yakin ia masih punya waktu untuk menemui Christian lagi.

Ella duduk di kursi bar sambil memainkan ponselnya sambil menunggu pakaian kerjanya. Ia menimbang-nimbang, apakah ia harus mengirimkan pesan pada Christian agar membuat Christian merindukannya.

Tetapi Christian belum setuju untuk menerimanya sebagai wanitanya.

Ella khawatir kalau ia mengirimkan pesan, Christian malah akan menghinanya.

Bagaimana kalau Christian berubah pikiran?

Mungkin sebaiknya ia menunggu waktu yang tepat.

Di malamnya, Ella mendapatkan pakaian kerjanya.

Atasan yang ia dapatkan tidak terlalu terbuka, walaupun sedikit ketat. Sementara itu, roknya cukup pendek, tetapi ia diperbolehkan untuk mengenakan legging.

Pekerjaan ini bisa dianggap sebagai lotre untuk Ella dan Ella akan berusaha untuk mempertahankannya.

Beberapa hari Ella lalui dengan mudah. Ia hanya perlu mempelajari pekerjaannya dari beberapa rekannya di sana. Setiap kali pulang ke rumah, ia menghitung uang yang ia dapatkan dengan perasaan gembira.

Sedikit lagi … Sedikit lagi …

Malam demi malam berlalu.

Ella kembali ke bar dan sekarang ia sudah bisa melakukan pekerjaannya sendiri tanpa didampingi oleh rekan seniornya.

Namun, sebelum ia bisa mulai bekerja, terjadi sebuah keributan di depan pintu.

Seorang pria yang mengenakan jas berwarna hitam memasuki ruangan tersebut dengan sangat menawan.