"Ini adalah rumahku. Kamu pikir kamu bisa datang seenaknya?"
Kata-kata Nathan membuat Laras tidak bisa mengendalikan ekspresi di wajahnya untuk sesaat.
Laras merasa bahwa selama ini ia selalu menunjukkan kesan yang baik di hadapan anak nakal ini. Ia selalu menjaga perasaannya agar tidak terlihat di permukaan dan selalu berbicara dengan lembut, tidak peduli seberapa menyebalkannya anak ini.
Meski semua yang keluar dari bibir Nathan itu tidak masuk akal, ia selalu setuju dan memenuhi semuanya.
Ia selalu terlihat sempurna di hadapan Nathan.
Tetapi mengapa Nathan begitu membencinya? Mengapa Nathan selalu bersikap tidak baik kepadanya?
"Tuan muda," senyum terpancar di wajah Laras. "Tuan Christian meminta saya untuk mengambil dokumen yang tertinggal."
Jarak mereka terpaut cukup jauh. Saat ini, Laras sedang berdiri di luar gerbang sehingga ia tidak bisa melihat ekspresi di wajah Nathan.