Jennifer terbangun kembali. Sesosok perempuan bernama Fiona memandangi Jennifer dengan tatapan penuh tanya. Lantas, dia membelalak kaget ketika Jennifer sudah bangun. "JENNIFER! Syukurlah! Kamu sudah bangun! Aku sangat mengkhawatirkanmu!"
Fiona adalah salah satu teman kerja Evelyn. Mereka berbeda bagian, sehingga jarang bertemu. Fiona dan Evelyn juga jarang bercengkrama tatkala di kantor. Evelyn sendiri yang meminta. Sebab, Evelyn bukanlah orang yang disukai di kantor. Entah karena apa.
Berbanding terbalik dengan sosok Fiona yang disukai. Dia adalah sosok yang humble dan juga ramah. Sehingga, banyak sekali yang menyukainya.
Fiona dan Evelyn bak siang dan malam. Fiona adalah siang hari, dengan segala cahaya terang. Sementara Evelyn adalah malam yang gulita. Gelap dan juga tak mudah tersentuh.
Untuk itulah, mereka jarang bercengkrama. Dan lagi, belakangan ini Fiona dipindahkan ke bagian marketing. Menjadikan dia sangat sibuk untuk beradaptasi.
Fiona pun memeluk tubuh Evelyn, yang mana ketika itu adalah Jennifer. "Maafkan aku, Evelyn. Aku sungguh tak tahu dengan masalah yang menimpamu."
"Kamu mengalami hari yang berat belakangan ini."
Jennifer hanya meringis. Dia malah bertanya, "Apakah kamu tahu caranya supaya aku bisa kembali ke Kerajaan Atlanta? Aku tidak mau berada di sini."
"Tolong… Tolong hubungilah Raja Archer. Dan katakan kepadanya kalau aku ada di sini. Dia pasti akan menjemputku."
Sontak, seluruh tubuh Fiona merinding. Dia memandang ke arah Jennifer. "Apakah kepalamu ini cedera saat pingsan? Kenapa… kenapa kamu sangat aneh?"
* * *
Evelyn memandang keluar jendela. Dia sengaja membuka jendela kamar lebar-lebar. Dia membiarkan semilir angin malam membelai tubuhnya dengan perlahan.
Di antara tingginya istana ini, Evelyn melihat hamparan ladang dan juga hutan. Semuanya terlihat dari mata telanjang.
Sangat indah…
Kalau boleh jujur, Evelyn lebih menyukai suasana di Kerajaan Atlanta. Tenang, sunyi, asri, dan juga menyenangkan.
Berbeda jauh dengan kondisi bumi yang sarat akan polusi.
Akan tetapi, Evelyn tidak bisa berbohong. Gadis itu tidak mau lagi bertemu dengan Penyihir Leora.
Selamanya, Evelyn tidak akan sembuh. Yang bermasalah bukanlah otaknya, bukan juga ingatannya. Yang bermasalah adalah keberadaannya.
Dia berada dalam jiwa seseorang. Dia berada di dalam jiwa Ratu Jennifer, kesayangan Raja Archer. Tak mengherankan apabila dia diperiksa secara menyeluruh.
"Penyihir Leora pasti akan berusaha keras untuk mengusir diriku."
"Dia pasti akan melakukannya."
Sosok Evelyn pun menghela napas panjang. Dia merebahkan tubuhnya ke kasur. Lantas, dia merentangkan tangannya. Menghadap ke putihnya langit-langit kamar.
"Apakah aku harus kabur saja dari sini? Kalau pun aku kabur dari sini … aku mau ke mana?"
Evelyn pun kembali merancang. Dia kembali berdiri. Lantas, dia melihat ke bentang alam yang luas. "Mungkin, aku harus mencoba untuk pergi. Daripada aku mati."
* * *
Akan tetapi, keinginan Evelyn untuk pergi itu langsung menguap. Sebab apa?
Entah berasal dari mana, Penyihir Putih Leora ada di kamarnya. Evelyn hendak menjerit kaget, karena sosok Penyihir Leora yang mendadak ada di kamarnya.
Akan tetapi, Penyihir Putih Leora membekap mulut Evelyn. "Jangan berteriak." Nadanya tegas dan terang.
Evelyn hanya menelan ludahnya. Dia sangat takut ….
Sekujur tubuhnya sudah bergetaran. Apa yang hendak dilakukan oleh Penyihir Putih Leora? Apakah Penyihir Putih Leora akan menyakitinya?
"Aku akan melepaskan tanganku. Tapi ingat, jangan berteriak sama sekali."
Evelyn menganggukkan kepalanya. Dia menutup erat mulutnya.
Di kala itulah, Penyihir Putih Leora duduk di tepi ranjangnya. "Kemarin, kamu bilang kepadaku kalau namamu ini adalah Evelyn, kan?"
"Iya, namaku adalah Evelyn."
Penyihir Putih Leora mengamati sosok Evelyn dengan seksama. Dia mengembuskan napas setelahnya. Sosok Evelyn ini memang begitu mirip dengan Ratu Jennifer. Bagaimana pun, Evelyn hidup di tubuh Ratu Jennifer.
Akan tetapi, Penyihir Putih Leora tidak menemukan sosok atau sisa jiwa Ratu Jennifer sama sekali. Perempuan itu menghilang. Tak berbekas.
"Aku ingin Ratu Jennifer kembali."
"Aku juga ingin kembali!" teriak Evelyn. Gadis itu sudah cukup terguncang. Dia juga ketakutan.
Di saat itulah, Penyihir Putih Leora mendesis. "Kamu tahu kan apa kataku sebelumnya?"
"Jangan berteriak."
Evelyn kembali mengulum bibirnya. "Maafkan aku."
Penyihir Putih Leora mendesis. "Aku ingin Ratu Jennifer kembali. Dan aku akan melakukan sebuah perjanjian kepadamu."
"Perjanjian?"
"Ya. Dalam perjanjian ini kamu bebas memilih. Akan tetapi, setiap pilihanmu akan membawamu kepada sebuah resiko."
"Apa isi perjanjian itu?"
Penyihir Putih Leora pun mengumumkan. Di antara mereka, mendadak muncul sebuah pena yang mengambang. Pena itu pun menuliskan sebuah kata demi kata.
Dibacalah susunan kalimat yang muncul dari Penyihir Putih Leora. Ketika selesai menuliskannya, Evelyn membeliak kaget.
"Kamu menginginkan aku melakukan ini?"
"Ya. Ini adalah sebuah perjanjian. Dan kamu bebas untuk menerimanya atau tidak."
Evelyn pun membeliak. Dia kaget bukan kepalang. Bagaimana bisa …!!!
"Kenapa kamu begitu kejam kepadaku, Nona Leora?! Apa salahku kepadamu?"
Penyihir Leora pun mendesis. "Kejam? Kamu mengatakan kepadaku, kalau aku ini kejam?!"
* * *